Selasa 27 Feb 2024 10:53 WIB

Menanti Kelanjutan Pembicaraan Damai Azerbaijan dan Armenia

Hubungan antara Azerbaijan dengan Armenia memburuk sejak 1991,

Seorang jurnalis melihat minibus Armenia yang rusak pada Selasa, (3/10/2023), dekat Khankendi, Azerbaijan, juga dikenal sebagai Stepanakert bagi orang Armenia.
Foto: AP Photo/Aziz Karimov
Seorang jurnalis melihat minibus Armenia yang rusak pada Selasa, (3/10/2023), dekat Khankendi, Azerbaijan, juga dikenal sebagai Stepanakert bagi orang Armenia.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Delegasi dari dua negara bertetangga Azerbaijan dan Armenia akan melakukan pembicaraan perdamaian dalam beberapa hari ke depan, demikian menurut negara-negara Kaukasus selatan itu pada Senin (26/2/2024). "Meski ada jeda tertentu dalam negosiasi, pengerjaan teks perjanjian perdamaian terus berlanjut," demikian menurut laporan AzerNews yang berbasis di Baku mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Jeyhun Bayramov.

"Namun, setelah pertemuan antara Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, di sela-sela pertemuan Konferensi Keamanan Munich pada awal bulan ini, diputuskan untuk memulai kembali prosesnya,” AzerNews melaporkan lebih lanjut.

Baca Juga

"Negosiasi secara fisik juga telah direncanakan atas perjanjian perdamaian antara delegasi Azerbaikan dan Armenia dalam beberapa hari ke depan," lanjut Bayramov, menurut laporan itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Armenia, Ani Badalyan melalui Facebook mengatakan bahwa pertemuan akan dilaksanakan pada 28-29 Februari 2024 di Berlin sesuai dengan kesepakatan yang dicapai selama pertemuan trilateral pada 16-18 Februari selama Konferensi Keamanan Munich.

Hubungan antara Azerbaijan dan Armenia memburuk sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah berdekatan lainnya, termasuk Kalbajar.

Azerbaijan kemudian membebaskan sebagian besar wilayah-wilayah itu saat perang pada 2020 yang berakhir dengan perjanjian perdamaian yang dimediasi Rusia, dan membuka jalan menuju normalisasi. September lalu Azerbaijan memulai operasi anti-terorisme di Karabakh untuk menegakkan tatanan konstitusional, setelah pasukan separatis ilegal di wilayah itu menyerah.

Namun, ketegangan di perbatasan Azerbaijan-Armenia meletup kembali pada 12 Februari 2024, ketika Baku mengatakan salah satu prajuritnya terluka akibat tembakan pasukan Armenia ke arah distrik Zangilan di barat daya negara itu. Keesokan harinya, Azerbaijan mengatakan pihaknya melakukan "operasi balas dendam" sebagai tanggapan, menghancurkan pos tempur yang menembaki tentara mereka. Armenia mengatakan empat prajuritnya tewas.

sumber : antara, anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement