REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Media Palestina membagikan video yang mendokumentasikan serangan pasukan Israel dalam jumlah besar ke Desa Jalboun, di timur Jenin, daerah pendudukan Tepi Barat. Dalam video yang dirilis, Rabu (28/2/2024) terlihat pasukan Israel bergerak ke arah desa dengan buldoser.
Pada Selasa (26/2/2024) malam dan Rabu pagi Israel menggelar serangkaian serangan ke berbagai daerah di kawasan dan menangkap puluhan rakyat Palestina dan merusak dan menghancurkan infrastruktur.
Dikutip dari Aljazirah, lembaga swadaya masyarakat Palestinian Prisoner’s Society mengatakan tentara Israel menangkap setidaknya 35 rakyat Palestina dalam beberapa serangan ke daerah pendudukan Tepi Barat semalam.
Sebagian besar penangkapan dilakukan di kota Yatta, di gubernuran Hebron. Penggerebekan juga terjadi di gubernuran Betlehem, Jenin, Ramallah dan el-Bireh, dan Yerusalem.
Jumlah total penangkapan yang dilakukan oleh pasukan Israel sejak 7 Oktober mencapai lebih dari 7.305 orang. Tidak hanya tentara tapi pemukim Israel juga menyerang warga Palestina.
Pada 8 Februari pemukim Israel menyerang pengembala yang sedang mencari hewan ternak mereka di pemukiman Safety a-Tha'leh dekat Hebron, daerah pendudukan Tepi Barat.
Mereka mengusir warga Palestina dari ladang rumput dan menggunakan drone untuk menakut-nakuti hewan ternak. Sehingga banyak hewan ternak yang hilang dan keguguran di musim kawin.
Insiden ini tidaklah unik dan merupakan bagian dari apa yang digambarkan para pembela hak asasi manusia sebagai "perang ekonomi para pemukim (Israel) yang berujung pada pengungsian".
Apa yang terjadi di Sadet a-Tha'leh salah satu dari 561 insiden serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina, yang dicatat Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) antara tanggal 7 Oktober dan 20 Februari. Basis data OCHA menunjukkan hingga 17 Januari, para pemukim Israel membunuh sedikitnya delapan warga Palestina dan melukai 111 orang.
Gelombang kekerasan yang berulang kali dilakukan para pemukim, yang sering kali didukung oleh tentara, telah menyebabkan pengungsian terhadap 1.208 warga Palestina, termasuk 586 anak-anak, di 198 rumah tangga.