Kamis 29 Feb 2024 21:03 WIB

RS Satu-satunya yang Berfungsi di Jalur Gaza Akhirnya Tutup

Penghentian total aktivitas rumah sakit terjadi karena langkanya bahan bakar

The Okasha family, displaced from the northern Gaza Strip, keep warm by a fire outside their tent, near the border separating the Gaza Strip and Egypt, in the city of Rafah, in the southern Gaza Strip 27 February 2024. Since 07 October 2023, up to 1.9 million people, or more than 85 percent of the population, have been displaced throughout the Gaza Strip, some more than once, according to the United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), which added that most civilians in Gaza are in
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
The Okasha family, displaced from the northern Gaza Strip, keep warm by a fire outside their tent, near the border separating the Gaza Strip and Egypt, in the city of Rafah, in the southern Gaza Strip 27 February 2024. Since 07 October 2023, up to 1.9 million people, or more than 85 percent of the population, have been displaced throughout the Gaza Strip, some more than once, according to the United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), which added that most civilians in Gaza are in

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Rumah sakit Kamal Adwan, satu-satunya yang masih berfungsi di Jalur Gaza Utara terpaksa menghentikan operasional pada Rabu akibat kelangkaan bahan bakar, membuat warga tidak memiliki layanan kesehatan penting, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan.

Pernyataan itu menyoroti bahwa penghentian total aktivitas rumah sakit terjadi karena langkanya bahan bakar sehingga tidak dapat mengoperasikan generator.

Akibatnya penduduk setempat tidak lagi dapat menjalani layanan dialisis, perawatan intensif, perawatan anak, penyakit dalam, perawatan kardiologi, bedah umum, serta layanan darurat semalam dan pediatrik, sebut pernyataan itu.

Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza, membuat penduduknya berada di ambang kelaparan, terutama mereka yang berada di Gaza utara.

Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober. Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan 29.954 orang dan melukai lebih dari 70.000 orang dengan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pengadilan itu pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan menjamin agar bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza.

sumber : Antara/Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement