Jumat 01 Mar 2024 07:01 WIB

Tembaki Warga yang Mengantre Makanan, Israel Salahkan Truk Bantuan

Insiden itu berpotensi berdampak pada upaya memediasi gencatan senjata.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Warga Palestina menunggu bantuan kemanusiaan di tepi pantai Kota Gaza, Jalur Gaza, Ahad, (25/2/2024).
Foto: AP Photo/Mahmoud Essa
Warga Palestina menunggu bantuan kemanusiaan di tepi pantai Kota Gaza, Jalur Gaza, Ahad, (25/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan korban jiwa serangan pasukan Israel kepada warga Palestina, yang sedang menunggu kiriman bantuan menjadi 100 orang lebih. Tapi, Israel membantah jumlah korban jiwa dan mengatakan banyak warga meninggal akibat terlindas truk bantuan.

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 104 orang tewas dan 280 lainnya terluka dalam penembakan di dekat Kota Gaza itu. Total korban jiwa dalam serangan Israel yang sudah berlangsung selama lima bulan tembus 30 ribu orang.

Baca Juga

Tim medis mengatakan mereka tidak mampu menghadapi jumlah dan keparahan luka para korban. Puluhan orang dibawa ke Rumah Sakit al-Shifa yang hanya beroperasi sebagian setelah diserbu pasukan Israel.

Jumlah korban jiwa dari warga sipil dalam peristiwa ini tertinggi dalam beberapa pekan. "Peristiwa ini pembantaian buruk yang dilakukan tentara penjajah Palestina pada warga yang menunggu truk-truk bantuan di bundaran Nabulsi," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Kamis (29/2/2024).

Israel membantah jumlah korban yang diungkapkan pejabat kesehatan di Gaza yang dibombardir selama berbulan-bulan sejak awal perang. Seorang pejabat militer Israel mengatakan saat konvoi truk bantuan masuk ke dari selatan ke utara terjadi dua peristiwa terpisah.

Ia mengatakan peristiwa pertama truk dikelilingi ratusan orang dan dalam situasi yang membingungkan puluhan orang terluka atau tewas terlindas atau ditabrak truk-truk itu. Saat truk sudah pergi terjadi peristiwa kedua dimana sejumlah orang mendekati konvoi yang bergerak ke arah pasukan Israel termasuk tank yang kemudian melepaskan tembakan.

"Pasukan melepaskan tembakan peringatan ke udara dan kemudian menembak ke arah yang menimbulkan ancaman dan tidak menjauh, dari perspektif kami, itu yang kami pahami, kami terus meninjau situasi ini," katanya dalam konferensi pers.

Ia mengatakan tidak percaya dengan jumlah korban yang diungkapkan pihak berwenang Palestina tapi ia tidak memberikan angka yang diperkirakan Israel. "Itu merupakan respon terbatas," kata pejabat militer Israel tersebut.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra membantah versi Israel atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan pernyataan itu menunjukkan Israel "memiliki niat yang sudah direncanakan untuk melakukan kejahatan dan pembantaian terbaru" dan total angka kematian dapat naik.

Dalam pernyataannya Hamas yang menguasai Gaza sejak 2007 mengatakan insiden ini dapat membahayakan perundingan di Qatar yang bertujuan mengamankan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang masih mereka tawan di Gaza.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga mengakui insiden itu berpotensi berdampak pada upaya memediasi gencatan senjata. Ketika ditanya apakah menurutnya insiden itu akan memperumit masalah, dia menjawab: "Saya tahu itu akan terjadi".

Satu video yang dibagikan di media sosia, yang berhasil diverifikasi menunjukkan truk-truk bermuatan jenazah dan orang-orang yang terluka. Video lainnya, yang tidak dapat diverifikasi  menunjukkan orang-orang yang berlumuran darah dibawa dengan truk, mayat-mayat yang dibungkus kain kafan dan dokter yang merawat pasien yang terluka di lantai rumah sakit.

"Kami tidak menginginkan bantuan seperti ini. Kami tidak ingin bantuan dan peluru bersamaan. Ada banyak syahid," kata seorang pria dalam salah satu video. AS mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan yang disebutnya sebagai "insiden serius".

"Kami berduka atas hilangnya nyawa tak berdosa dan mengakui situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, di mana warga Palestina yang tak berdosa hanya berusaha memberi makan keluarga mereka," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih. Ia menambahkan Washington menekankan perlunya memasukkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk melalui gencatan senjata. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement