REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ia marah dengan penembakan yang menewaskan lebih dari 100 warga Palestina yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan. Ia menuntut "kebenaran dan keadilan" mengenai peran tentara Israel atas insiden tersebut.
Pihak berwenang Gaza mengatakan pasukan Israel menembak hingga tewas lebih dari 100 warga Palestina yang sedang menunggu bantuan. Israel menyalahkan truk-truk bantuan yang menurut mereka melindas dan menabrak kerumunan massa.
"Kemarahan mendalam pada gambar-gambar yang datang dari Gaza di mana warga sipil menjadi target tentara Israel. Saya menyampaikan kecaman terkuat atas penembakan ini dan menyerukan kebenaran, keadilan dan penghormatan pada hukum internasional," kata Macron dalam unggahannya di media sosial X, Jumat (1/3/2024).
Ia mengatakan gencatan senjata atas perang Israel di Gaza sangat penting untuk diterapkan. Di stasiun radio Inter Radio, Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne mengatakan, Paris akan mendukung PBB untuk menyerukan penyelidikan independen.
"Situasi kemanusiaan beberapa pekan terakhir telah menjadi bencana dan apa yang terjadi tidak bisa dapat dibenarkan dan dibela, Israel harus bisa mendengar dan harus berhenti," kata Sejourne di radio yang berbasis di Prancis itu.
"Kami harus melangkah lebih jauh, masyarakat perjuang mendapatkan makanan dan di sana ada kerusuhan. Saya mendengar permintaan dari Sekretaris Jenderal PBB untuk membuka penyelidikan independen dan saya pikir Prancis akan mendukungnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pembunuhan terhadap lebih dari 100 pencari bantuan kemanusiaan di Gaza membutuhkan penyelidikan independen. Menjelang pertemuan di St. Vincent dan Grenadines, Guterres mengatakan ia "terkejut" pada episode terbaru perang Israel di Gaza yang sudah menewaskan lebih dari 30 ribu rakyat Palestina.