Sabtu 02 Mar 2024 13:24 WIB

Pemimpin Amerika Latin Kompak Kecam Genosida Israel

Nicolas Maduro mengecam pengadilan internasional yang ia anggap tidak efektif.

Bungkus bantuan makanan yang terkena darah warga Gaza yang ditembaki Israel saat mengantre makanan, Kamis (29/2/2024).
Foto: X
Bungkus bantuan makanan yang terkena darah warga Gaza yang ditembaki Israel saat mengantre makanan, Kamis (29/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Sejumlah pemimpin negara-negara Amerika Latin pada Jumat (1/3/2024) serentak mengecam agresi militer Israel di Jalur Gaza dalam Konferensi Tingkat Tinggi Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia (Celac) ke-8 yang digelar di Saint Vincent dan Grenadines. 

Presiden Kolombia Gustavo Petro menuduh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Inggris "mendukung" tindakan Israel mengebom rakyat Palestina. "Jerman mendukung genosida, sementara Prancis, Uni Eropa, dan Inggris, serta khususnya Amerika Serikat dalam versi demokratisnya mendukung tindakan menjatuhkan bom pada rakyat," ucap Petro.

Baca Juga

Sementara itu, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengusulkan penerbitan resolusi untuk mendesak pengakhiran segera genosida di Jalur Gaza. "Tragedi kemanusiaan di Gaza menuntut kita untuk menghentikan hukuman kolektif yang ditimpakan Israel kepada rakyat Palestina," ucap Lula menjelang sidang paripurna KTT yang turut dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tersebut.

Presiden Brazil menjadi salah satu pemimpin dunia yang paling keras mengkritik agresi militer Israel ke Jalur Gaza, yang terjadi sejak 7 Oktober tahun lalu. "Sudah lebih dari 30 ribu orang tewas, sementara nyawa ribuan wanita dan anak-anak yang tidak bersalah saat ini terancam," kata dia.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga mengecam pengadilan internasional yang ia anggap tidak efektif menghentikan pembantaian yang terjadi di Jalur Gaza. "Kami akan membahas genosida di Gaza dan bagaimana pengadilan internasional tidak berupaya menghentikan genosida, pembantaian brutal yang terjadi setiap hari," kata Maduro kepada wartawan.

Presiden Bolivia Luis Arce dan Presiden Honduras Xiomara Castro turut mendesak perdamaian diwujudkan di Timur Tengah. Castro mengatakan bahwa apa yang terjadi di Jalur Gaza seharusnya menjadi perhatian dunia dan sudah sepatutnya gencatan senjata terus didorong.

"Sangat disayangkan bagaimana anak-anak serta para perempuan kehilangan nyawa dalam perang yang tidak masuk akal ini," ucap Presiden Honduras itu. Deklarasi akhir KTT Celac tersebut diharapkan juga akan mencantumkan kecaman keras terhadap perang di Jalur Gaza, desakan untuk gencatan senjata dan penghantaran bantuan kemanusiaan segera, serta penyelesaian damai konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara.

sumber : antara, anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement