Senin 04 Mar 2024 22:13 WIB

Wapres AS: Hati Kami Sedih untuk Gaza

Anak-anak Gaza meninggal dunia akibat kekurangan gizi dan dehidrasi.

Pengungsi Palestina berjalan setelah tentara Israel menyuruh penduduk daerah Hamad di Khan Yunis untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, Jalur Gaza selatan, Senin (4/3/2024).
Foto: EPA
Pengungsi Palestina berjalan setelah tentara Israel menyuruh penduduk daerah Hamad di Khan Yunis untuk meninggalkan rumah mereka dan menuju Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, Jalur Gaza selatan, Senin (4/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, Ahad (3/3/2024) menyerukan gencatan senjata segera dilaksanakan di Gaza. Karena, kondisi Gaza sudah sangat hancur akibat serangan brutal penjahat penjajah Israel.

''Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah, yang tewas,'' kata Harris dalam sambutannya di Alabama untuk memperingati 59 tahun peristiwa 'Minggu Berdarah di Amerika Serikat'. Yakni, hari ketika petugas hukum di negara bagian tersebut menyerang demonstran Hak Sipil di Jembatan Edmund Pettus di Selma.

Harris mengaku mendapat laporan tentang keluarga yang terpaksa harus makan daun atau pakan ternak. Perempuan harus melahirkan bayi yang kekurangan gizi dengan perawatan medis ala kadarnya atau tidak ada sama sekali.

Anak-anak Gaza meninggal dunia akibat kekurangan gizi dan dehidrasi. Dan, Harris mengutuk serangan Israel ke warga Gaza yang sedang mengantre makanan. 

''Dan baru beberapa hari lalu, kami melihat orang-orang yang kelaparan dan putus asa  itu mendekati truk bantuan hanya untuk mendapatkan makanan bagi keluarga mereka setelah beberapa pekan hampir tidak ada bantuan yang mencapai Gaza utara,'' katanya.

''Tetapi mereka disambut dengan tembakan dan kerusuhan. Hati kami sedih untuk para korban tragedi mengerikan itu dan untuk semua orang tak berdosa di Gaza yang menderita akibat bencana kemanusiaan," tambahnya.

"Orang-orang di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi. Dan rasa kemanusiaan kita yang sama, memaksa kami untuk bertindak," katanya menegaskan.

Israel meluncurkan serangan brutal mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Serangan bom Israel telah menewaskan 30.410 orang dan melukai 71.700 orang lainnya dengan kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan bahan pokok.

Serangan Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu mengalami rusak atau hancur.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sela pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza.

sumber : Antara/Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement