REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Di rumah dua lantainya di pinggir distrik keuangan Filipina, Hernando Guanlao menempelkan papan tanda bertuliskan "buku bagus mudah ditemukan." Ia mengubah rumahnya sebagai perpustakaan umum di mana semua orang bisa meminjam buku dengan gratis.
Perpustakaan yang bernama Reading Club 200 itu memiliki berbagai buku. Guanlao berharap perpustakaan ini dapat menginspirasi orang-orang terutama anak muda yang penasaran untuk membaca, terlebih saat minat baca siswa-siswi Filipina masih rendah.
“Buku-buku yang dapat dilihat di sini adalah buku-buku yang digunakan K-12 (buku-buku sekolah), novel-novel yang dapat dimanfaatkan para pelajar dan peminatnya,” kata Guanlao, 72 tahun, di rumahnya yang dipenuhi ribuan tumpukan buku, Senin (4/3/2024).
“Ada juga buku rohani bagi yang mencari ilmu agama, buku jilid keras dan jilid lunak, autobiografi, dan berbagai genre yang bisa dinikmati, semuanya gratis,” kataya.
Berawal dari 50 buku yang dipajang di trotoar di depan rumahnya lebih dari dua dekade. Berkat pasokan buku yang stabil dari para donatur yang beberapa di antaranya memilih untuk tidak disebutkan namanya, koleksi Guanlao berkembang pesat selama bertahun-tahun.
"Mereka meninggalkan kotak-kotak buku di luar rumah saya," kata Guanlao, yang juga mulai mengirimkan bahan bacaan ke sekolah-sekolah umum di daerah-daerah terpencil. Menurut penelitian Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Program Penilaian Siswa Internasional siswa-siswi Filipina menghadapi kemunduran dalam belajar dengan nilai matematika, sains, dan membaca di antara yang terendah di dunia.
"Misi saya adalah memberikan buku-buku bekas dan sumbangan kepada orang lain tanpa biaya dan mempromosikan pendidikan melalui literatur," kata Guanlao.