REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Anggaran pertahanan China meningkat sebesar 7,2 persen menjadi 1,67 triliun yuan atau sekitar Rp 3,65 kuadriliun pada 2024. "Belanja utama pemerintah adalah sebagai berikut, sebesar 60,783 miliar yuan untuk anggaran diplomatik atau naik 6,6 persen, sebesar 1,665 triliun yuan untuk anggaran pertahanan nasional atau naik 7,2 persen," demikian termuat dalam dokumen Laporan Kerja dan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah 2023 serta Rancangan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah tahun 2024 yang dirilis dalam pembukaan Sidang Kongres Rakyat Nasional China (NPC) ke-14 di Balai Agung Rakyat, Beijing, China Selasa, (5/3/2024).
Bila jumlah tersebut dikonversi ke mata uang dolar AS, maka nilainya adalah sekitar 2,31 miliar dolar AS. Persentase kenaikan anggaran pertahanan China itu sama dengan kenaikan periode 2023 dibanding 2022 yaitu 7,2 persen dengan nilai 224,79 miliar dolar AS atau sekitar Rp 3,4 kuadriliun.
Hal itu sesuai dengan rencana China untuk mempertahankan pertumbuhan satu digit anggaran pertahanan dalam delapan tahun berturut-turut sejak 2016. Pada 2020, laju pertumbuhan anggaran pertahanan nasional China sebesar 6,6 persen, kemudian 6,8 persen pada 2021
"Kami akan terus menjaga belanja tetap ketat dan memberikan prioritas belanja untuk pertahanan, keamanan, pendidikan dan teknologi, pendidikan, penerbitan obligasi pemerintah dan pembayaran bunga utang," demikian disebutkan dalam dokumen tersebut.
Dalam dokumen tersebut disebutkan belanja keamanan pemerintah China pada 2024 dianggarkan sebesar 227,66 miliar yuan (sekitar Rp 498,72 miliar) atau naik 1,4 persen kemudian belanja pendidikan sebesar 164,936 miliar yuan (sekitar Rp 361,33 miliar) atau naik lima persen.
Selanjutnya belanja untuk sains dan teknologi sebesar 370,82 miliar yuan (sekitar Rp812,533 miliar) atau naik 10 persen, belanja stok pangan sebesar 140,636 miliar yuan (sekitar Rp 308,15 miliar) atau naik 8,1 persen dan pembayaran bunga utang senilai 777,315 miliar yuan (sekitar Rp 1,7 triliun) atau naik 11,9 persen.
"Kami sepenuhnya menerapkan pemikiran Presiden Xi Jinping tentang penguatan militer akan memberikan jaminan keuangan yang lebih kuat bagi upaya modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata China di semua lini," demikian disebutkan dalam dokumen itu.
Sedangkan pendapatan nasional China diproyeksikan naik 3,3 persen dibanding 2023 yaitu senilai 22,395 triliun yuan (sekitar Rp 49,07 kuadriliun atau 3,1 triliun dolar AS). Dengan tambahan transfer dana sebesar 2,094 triliun yuan dari sumber lain dan menggunakan dana sisa anggaran dan surplus periode 2023 maka total pendapatan China pada 2024 ditargetkan sebesar 24,489 triliun yuan (Rp 53,66 kuadriliun atau Rp 3,4 triliun dolar AS).
Sementara belanja nasional China ditargetkan mencapai 28,549 triliun yuan (sekitar Rp 62,54 kuadriliun atau 3,96 triliun dolar AS) atau meningkat empat persen. Artinya pemerintah China menargetkan anggarannya defisit tiga persen di angka 4,06 triliun yuan (sekitar Rp 8,89 triliun atau 563,9 miliar dolar) sehingga lebih banyak 180 miliar yuan dibanding periode 2023 yang akan ditutup dengan penerbitan surat berharga pemerintah.
Salah satu kekuatan militer China adalah untuk menjaga keamanan di Selat Taiwan, atas hal tersebut permerintah China menyebut akan melakukan pendekatan damai lintas selat. "Kami akan meningkatkan pembangunan damai relasi lintas selat, mendorong kerja sama ekonomi dan mendorong integrasi di semua bidang demi kepentingan rakyat China di kedua sisi selat," demikian tertulis dalam dokumen itu.