REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Pemimpin Houthi Abdel-Malik al-Houthi mengatakan selama lima bulan terakhir kelompoknya meluncurkan lebih banyak rudal dibandingkan dengan jumlah rudal yang diluncurkan selama perang delapan tahun dengan koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman.
Pertengahan November tahun lalu, Houthi mulai menggelar serangan ke kapal-kapal yang menurut mereka memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah. Dikutip dari Aljazirah, Kamis (7/3/2024) ia mendedikasikan lebih dari 80 menit pidato yang disiarkan televisi untuk Gaza dan Palestina.
Pemimpin Houthi itu mengatakan penggunaan rudal anti-kapal dan drone "yang tidak pernah dilakukan" sebelumnya menunjukkan pentingnya tujuan Palestina. Houthi menggunakan senjata-senjata itu untuk menyerang kapal komersial dan militer di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina yang sedang menghadapi operasi militer Israel di Gaza.
Pemimpin Houthi juga menyoroti setiap pekan warga Yaman melakukan aksi protes dalam jumlah yang besar, lebih sering dan lebih bersemangat dibandingkan saat perang Yaman. Perang yang dimulai setelah kelompok Houthi menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui internasional pada akhir 2014.
"Kami berusaha untuk memberikan lebih banyak kepada Palestina daripada yang kami berikan kepada diri kami sendiri, negara kami, dan rakyat kami," katanya. Ia juga menyerukan kepada "jutaan" warga Yaman untuk turun ke jalan pada hari Jumat (8/3/2024).