Senin 11 Mar 2024 11:18 WIB

Ukraina Kecam Ucapan Kibarkan Bendera Putih dari Paus Fransiskus

Ucapan Paus dinilai menyiratkan agar Ukraina menyerah dari serbuan Rusia.

 A handout photo made available by the National Police of Ukraine, shows the site of a shelling on a residential building in Selidove city of Donetsk area, Ukraine, 14 February 2024 amid the Russian invasion. At least three people were killed and another 12 were injured following a Russian strike on a five-floor residential building, and a part of a civilian hospital according to the State Emergency Service. according to the State Emergency Service.
Foto: EPA-EFE/NATIONAL POLICE OF UKRAINE
A handout photo made available by the National Police of Ukraine, shows the site of a shelling on a residential building in Selidove city of Donetsk area, Ukraine, 14 February 2024 amid the Russian invasion. At least three people were killed and another 12 were injured following a Russian strike on a five-floor residential building, and a part of a civilian hospital according to the State Emergency Service. according to the State Emergency Service.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Ahad (10/3/2024) mengecam pernyataan Paus Fransiskus supaya Ukraina "berani mengibarkan bendera putih" untuk berdamai dengan Rusia. Ucapan Paus yang disampaikan dalam wawancara dengan media Swiss RSI tersebut dianggap menyiratkan supaya Ukraina menyerah di tengah upayanya menahan serbuan tentara Rusia.

"Orang yang paling kuat adalah mereka yang dalam sebuah pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, berdiri di sisi kebaikan daripada berusaha memosisikan keduanya setara dan menyebutnya 'negosiasi'," ucap Kuleba melalui akun media sosialnya di X.

Baca Juga

Kuleba mendorong supaya Paus tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan terus mendukung Ukraina serta rakyatnya dalam perjuangan yang adil demi nyawa mereka.

"Terkait bendera putih, kami tahu strategi Vatikan ini sejak paruh pertama abad ke-20," kata dia, yang tampaknya mengungkit kolaborasi antara sejumlah pihak di Gereja Katolik dengan Nazi Jerman di era Perang Dunia II.

Meski demikian, Menlu Ukraina juga berterima kasih kepada Paus Fransiskus atas doa-doanya untuk perdamaian, khususnya bagi Ukraina.

"Kami juga terus berharap bahwa setelah dua tahun perang yang menghancurkan di jantung Eropa, Sri Paus berkenan melakukan kunjungan apostolik ke Ukraina untuk mendukung lebih dari sejuta umat Katolik Ukraina, lebih dari lima juta umat Katolik Yunani, seluruh umat Kristen, dan seluruh rakyat Ukraina," kata Kuleba.

Sementara itu, sejumlah pemimpin Eropa juga mengkritik pernyataan Paus Fransiskus, termasuk keengganannya mengecam Rusia yang menyerang Ukraina lebih dari dua tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement