Selasa 12 Mar 2024 19:05 WIB

Australia: Israel Harus Berubah demi Pertahankan Dukungan Internasional

Ia mengatakan Netanyahu merusak Israel dengan pendekatan perang di Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong.
Foto: AP Photo/Craig Ruttle
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merusak Israel dengan pendekatannya dalam perang di Gaza. Ia mendesak Netanyahu untuk mengubah haluan.

Hal senada disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya. Pada Sabtu (9/3/2024) lalu Biden mengatakan Netanyahu lebih merugikan Israel dibanding membantu dengan menggelar perang dengan cara yang bertolak belakang dengan nilai-nilai negaranya. Saat ditanya mengenai komentar itu Wong mengatakan ia setuju.

Baca Juga

Wong mengatakan dukungan internasional untuk Israel akan terus melemah kecuali mereka mengatasi bencana kemanusiaan di Gaza.

"7 Oktober merupakan serangan 'terorisme' dan dunia sangat bersimpati dan bersolidaritas dengan Israel pada saat itu. Saya pikir dunia merasa ngeri dengan situasi saat ini dan menurut saya, kecuali Israel mengubah arahnya, maka mereka akan terus kehilangan dukungan,” kata Wong pada Australian Financial Review Business Summit seperti kutip Aljazirah, Selasa (12/3/2024).

Sebelumnya, Aljazirah mengatakan pasukan Israel melancarkan serangan di kota Rafah di Gaza selatan dan di kamp pengungsi Nuseirat di bagian tengah daerah kantong tersebut. Menurut laporan media lokal, pesawat-pesawat tempur Israel mengebom rumah milik keluarga Ashour di daerah Tal al-Hawa, Kota Gaza, menyebabkan sedikitnya 10 orang gugur.

Pada Ahad lalu Netanyahu mengklaim setidaknya 13 ribu orang, termasuk di antara warga Palestina yang terbunuh dalam perang Israel di Gaza dan berjanji untuk terus maju dengan serangan di kota selatan Rafah, tempat 1,4 juta orang berlindung. Menurut pihak berwenang Palestina dan lembaga-lembaga bantuan, sebagian besar dari 31 ribu orang yang terbunuh adalah warga sipil.

Tahun ini, warga Palestina di Gaza akan menjalankan ibadah puasa di tengah-tengah kehancuran dan kelaparan yang meluas akibat perang dan blokade Israel di daerah kantong tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement