Rabu 13 Mar 2024 19:10 WIB

Uni Eropa Minta Israel Bertanggung Jawab Atas Krisis Kemanusiaan di Gaza

Israel bertanggung jawab halangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pengungsi Palestina berkumpul untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh kelompok pemuda amal sebelum sarapan, pada hari kedua bulan suci Ramadhan di Rafah, di selatan Jalur Gaza.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Pengungsi Palestina berkumpul untuk mengumpulkan makanan yang disumbangkan oleh kelompok pemuda amal sebelum sarapan, pada hari kedua bulan suci Ramadhan di Rafah, di selatan Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dengan menghalangi pengiriman bantuan. "Kita harus meningkatkan bantuan kemanusiaan (ke Gaza). Namun, perlu diingat bahwa krisis kemanusiaan ini bukan disebabkan oleh bencana alam. Ini bukan banjir, bukan gempa bumi. Ini adalah bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh manusia," kata Borrell kepada wartawan di PBB, mengutip Anadolu, Rabu (13/3/2024).

"Kita harus memobilisasi komunitas internasional, tapi otoritas Israel harus segera berhenti menghalangi akses kemanusiaan," tambahnya.

Baca Juga

Borrell mencatat bahwa hambatan Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza adalah "masalah utama," dan mengatakan bahwa pengiriman bantuan melalui jalur udara atau laut tidak bisa menjadi alternatif, selain jalur darat.

"Kami tidak bisa mengganti ratusan ton bantuan yang dikirim melalui jalur darat dengan operasi lintas udara," katanya.

Sementara itu terkait pernyataan Paus Fransiskus baru-baru ini tentang perlunya Ukraina mengibarkan 'bendera putih' dan negosiasi untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

"Saya pikir tidak ada alasan bagi Ukraina untuk menyerah, untuk mengibarkan bendera putih," Borell.

"Ini bukan saatnya untuk Ukraina. Mereka harus terus melawan penjajah, dan kami harus terus mendukung perlawanan mereka," tambahnya.

Borrell menekankan bahwa Uni Eropa tidak menentang Rusia atau rakyat Rusia.

"Kami hanya menentang rezim otoriter yang menginvasi negara tetangganya dan melanggar Piagam PBB," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement