REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan melanjutkan operasi militer ke Rafah, selatan Gaza. Meski tekanan internasional untuk tidak melanjutkan rencana tersebut semakin menguat.
Semakin banyak suara yang ikut menyerukan agar Israel tidak memasuki Rafah, salah satu daerah terakhir yang relatif aman, tempat 1,5 juta orang mencari perlindungan.
"Kami akan menyelesaikan pekerjaan di Rafah sambil membiarkan populasi warga sipil keluar tanpa terluka," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan melalui video di kegiatan organisasi pro-Israel, AIPAC di Washington, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (12/3/2023) kemarin.
Pernyataan Netanyahu disampaikan setelah pemimpin-pemimpin Uni Eropa berencana mendesak Israel tidak melancarkan serangan darat ke Rafah. Rencana ini terlihat dalam rancangan kesimpulan pertemuan pemimpin negara anggota Uni Eropa yang akan datang.
"Dewan Eropa mendesak pemerintah Israel menahan diri dari operasi darat di Rafah, di mana saat ini lebih dari satu juta rakyat Palestina mencari perlindungan dari pertempuran dan akses bantuan kemanusiaan," kata teks rancangan kesimpulan itu.
Teks ini membutuhkan persetujuan dari 27 negara anggota untuk dapat diadopsi dalam pertemuan yang digelar pada 21 dan 22 Maret. Pada Sabtu (9/3/2024) lalu Presiden AS Joe Biden mengatakan Netanyahu "lebih merugikan dibandingkan membantu Israel" dengan menggelar perang dalam cara yang bertolak belakang dengan nilai-nilai negaranya.
Sementara itu dikutip dari Aljazirah, kantor berita Palestina, Wafa melaporkan puluhan orang menjadi korban dalam serangan pasukan Israel di seluruh penjuru Jalur Gaza. Jumlah korban tewas dalam serangan di Deir el-Balah dalam serangan Selasa kemarin menjadi 10 orang.
Sementara dua orang tewas di Kota Gaza dan empat anak terluka dalam serangan di pemukiman Daraj. Wafa melaporkan "sejumlah orang syahid" dalam pengeboman di salah satu rumah di Jalan Salah al-Din, sementara serangan ketiga pada sebuah di Jalan al-Sahaba melukai banyak orang dan banyak yang masih hilang.
Wafa juga melaporkan terjadi serangan di selatan Khan Younis.