REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pertahanan China mengatakan China dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menggelar dialog militer ke delapan. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, kementerian mengatakan pertemuan yang digelar di Beijing ini membahas kebijakan keamanan.
Dalam pernyataannya, Kamis (14/3/2024), Kementerian Pertahanan China mengatakan kedua belah pihak berbagi sudut pandang mengenai pertahanan serta situasi kawasan dan internasional. Pertemuan ini dipimpin Kantor Kerja Sama Militer Internasional Komisi Militer Pusat China dan Departemen Kerja Sama Keamanan Staf Militer Internasional NATO.
NATO mengatakan pertemuan itu mencakup lanskap pertahanan regional dan global. "Dengan menekankan invasi ilegal Rusia di Ukraina, keamanan maritim, dan isu-isu yang menjadi perhatian bersama," kata aliansi pertahanan itu di situs resminya.
Dalam unggahan tersebut, NATO menambahkan kedua belah pihak sepakat pada nilai keterlibatan yang berkelanjutan.
Tahun lalu NATO mengatakan meski Cina bukan "musuh" tapi tetap menantang kepentingan, keamanan dan nilai-nilai negara anggota NATO dengan ambisi dan kebijakan-kebijakan koersifnya.
China membalas tuduhan tersebut, dengan mengatakan NATO mendistorsi posisi dan kebijakan China. Media pemerintah China menyebut NATO sebagai tantangan "besar" bagi perdamaian dan stabilitas global.
Dialog ini berlangsung satu pekan setelah Swedia bergabung dengan NATO dan meninggalkan kebijakan non-blok yang dipertahankan selama satu abad lebih demi kepentingan keamanan yang lebih besar setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
Dialog terakhir semacam ini dilakukan pada bulan Februari tahun lalu di markas besar NATO di Brussels.