REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Juru bicara pemerintah Yaman, Mohammad Abdul Salam, menegaskan bahwa dukungan masyarakat negara itu terhadap warga Palestina di Gaza stabil dan tak pernah berhenti.
Di aplikasi pesan Telegram, dia menyatakan bahwa Yaman akan selalu mendukung Jalur Gaza sampai agresi dan pengepungan oleh Israel dihentikan dan akses bantuan kemanusiaan diberikan ke seluruh wilayah kantong Palestina itu.
Kepala perunding Yaman itu menambahkan bahwa negaranya tidak akan pernah mundur dalam mendukung bangsa Palestina.
Dia juga menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina adalah kewajiban agama, kemanusiaan, dan moral.
Oleh karena itu, seluruh umat Islam dan masyarakat pecinta kebebasan diharapkan dapat membantu warga Gaza, katanya.
Angkatan Bersenjata Yaman berperan penting dalam menghentikan ekspedisi rezim Israel di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab untuk memaksa rezim mengakhiri genosida yang masih berlangsung di Gaza.
Sebelumnya, Houthi di Yaman, telah melakukan uji tembak peluru kendali hipersonik yang memiliki daya rusak tinggi dan bersiap menambah rudal itu ke persenjataan militernya, kata sumber Sputnik.
"Pasukan rudal dari gerakan tersebut telah berhasil menguji rudal yang dapat mencapai kecepatan Mach 8 (delapan kali kecepatan suara atau 10 ribu km per jam) dan ditenagai bahan bakar padat," kata sumber militer yang dekat dengan gerakan tersebut.
"Yaman berencana memulai memproduksi rudal itu untuk digunakan dalam serangan di Laut Merah, Laut Arab, serta teluk Aden, juga melawan target di Israel," kata dia.
Pada saat yang sama dengan uji coba rudal hipersonik tersebut, angkatan bersenjata di Yaman utara meningkatkan kapabilitas rudal dan pesawat tak berawak (drone) mereka, setelah memodifikasi hulu ledaknya untuk melipatgandakan kekuatan penghancurnya, menyusul tes yang berlangsung selama tiga bulan, menurut sumber tersebut.
Kamis pekan lalu, pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi berbicara tentang upaya gerakan tersebut untuk memproduksi rudal hipersonik, dengan mengatakan bahwa "musuh, teman dan rakyat kami akan melihat tingkat pencapaian kepentingan strategis yang akan menempatkan negara kami dalam hal kemampuannya di antara negara-negara lain di dunia ini."
Dia kemudian mengatakan bahwa pasukan Yaman telah menggunakan senjata baru dalam operasi baru-baru ini di Laut Merah dan Laut Arab, yang "mengejutkan Amerika Serikat dan Inggris."
Dia menambahkan gerakan tersebut menyerang 61 kapal dan satu kapal militer sejak gerakan Hamas di Palestina menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Kelompok Houthi juga mengatakan pada November 2023 bahwa mereka akan menyerang kapal apa pun yang terkait dengan Israel yang melewati Laut Merah sebagai pembalasan atas serangan Israel ke Jalur Gaza.
Sejak itu Houthi telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut, yang memicu serangan udara balasan dari Inggris dan Amerika Serikat.
Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
Serangan tersebut telah menewaskan hampir 31.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 72.900 lainnya di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, menyebabkan penduduknya, terutama warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade terhadap sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementaranya pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza.