REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketua Senat Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Chuck Schumer mengatakan Israel melakukan "perbaikan arah signifikan" untuk mencapai perdamaian jangka-panjang dengan Palestina. Dalam pidatonya di Senat ia mengatakan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu "tidak lagi cocok dengan kebutuhan Israel" setelah 7 Oktober.
Schumer yang merupakan pendukung lama Israel dan salah satu pejabat terpilih dari keluarga Yahudi mengatakan akan menjadi "kesalahan yang sangat besar" bagi Israel untuk menolak solusi dua negara. Ia juga mendesak negosiator dalam konflik Israel-Gaza untuk melakukan semua yang dapat dilakukan untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata, pembebasan sandera dan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza.
Ia mengkritik warga Palestina yang mendukung Hamas yang menggelar serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Schumer juga menyerukan pemilihan umum di Israel.
"Bila koalisi Perdana Menteri Netanyahu saat ini tetap berkuasa setelah perang mulai mereda, dan terus mengejar kebijakan berbahaya dan menghasut yang menguji standar bantuan AS yang ada, maka Amerika Serikat tidak akan memiliki pilihan selain memainkan peran yang lebih aktif dalam membentuk kebijakan Israel dengan menggunakan pengaruh kami untuk mengubah arah saat ini," kata Schumer, Kamis (14/3/2024).
"Sebagai negara demokrasi, Israel memiliki hak untuk memilih pemimpinnya sendiri, dan kita harus membiarkannya jatuh ke tangan mereka. Namun yang terpenting adalah warga Israel diberi pilihan. Perlu ada perdebatan baru mengenai masa depan Israel setelah 7 Oktober," tambanya.
"Menurut saya, hal itu paling baik dicapai dengan mengadakan pemilihan umum," katanya.