REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Iran bertekad membalas kematian Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS pada 2020, ungkap seorang jenderal angkatan udara AS (Panglima NORTHCOM) dalam rapat dengar pendapat kongres pada Kamis, (14/3/2024).
"Iran masih memiliki komitmen untuk membalas kematian mantan Panglima Pasukan Qods Garda Republik Iran (IRGC), Qassem Soleimani, pada Januari 2020, kemungkinan dengan serangan terhadap pejabat dan mantan pejabat senior AS," kata Jenderal Gregory M Guillot, panglima Komando Utara (NORTHCOM) dan Komando Pertahanan Udara Amerika Utara AS.
Soleimani tewas oleh serangan drone AS di Baghdad pada 3 Januari 2020. AS menuduhnya terlibat dalam serangan terhadap Kedutaan Besar AS di ibu kota Irak itu pada 31 Desember 2019. Membalas pembunuhan itu, Iran melancarkan serangan terhadap basis-basis militer AS di Irak, termasuk Pangkalan Militer Al Asad.
Departemen Kehakiman AS pada Agustus 2022 mengaku telah mengungkap dugaan skenario IRGC untuk membunuh mantan penasihat keamanan nasional AS. John Bolton dan mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sebagai pembalasan atas kematian Soleimani.