REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Militer Israel mengatakan pasukannya bentrok dengan pejuang-pejuang Palestina di Gaza tengah.
Termasuk terlibat dalam pertempuran jarak dekat beberapa hari terakhir yang menewaskan setidaknya 10 pejuang di daerah itu.
Dikutip dari Aljazirah, Jumat (15/3/2024) militer Israel mengatakan dalam 24 jam terakhir pasukannya juga membunuh beberapa pejuang dengan tembakan tank dan penembak jitu di Khan Younis.
Serangan Israel ke Gaza beberapa hari terakhir juga membunuh lusinan warga sipil, termasuk 20 pencari bantuan di utara Gaza yang ditembak dari helikopter.
Kantor media pemerintah di Gaza mengecam serangan Israel terhadap warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di Kota Gaza.
Pada Kamis (14/3/2024) Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 20 jenazah dan 155 orang yang terluka tiba di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza setelah insiden tersebut.
"(Pasukan Israel menargetkan) sekelompok warga yang sedang menunggu bantuan di Bundaran Kuwait di Kota Gaza," kata kantor media pemerintah Palestina dalam pernyataannya.
"(Serangan terbaru ini) masuk dalam rangkaian pembantaian dan serangan brutal terhadap warga sipil tak berdaya yang menghadapi kebijakan kelaparan Zionis," kata pernyataan itu.
"Kegagalan masyarakat internasional dan PBB untuk mengambil tindakan terhadap tentara penjajah merupakan lampu hijau untuk melakukan kejahatan yang lebih mengerikan," tambah pernyataan itu. Militer Israel membantah menembaki para pencari bantuan di Bundaran Kuwait.
Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.
Serangan tersebut telah menewaskan hampir 31.200 warga Palestina dan melukai lebih dari 72.900 lainnya di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di daerah kantong Palestina tersebut, menyebabkan penduduknya, terutama warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade terhadap sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan sementaranya pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza.