Senin 18 Mar 2024 09:04 WIB

Polisi Swiss Batalkan Pidato Politisi Anti-Islam Austria

Gerakan ekstrem kanan anti-Islam semakin menguat di Eropa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Masyarakat Skotlandia menggelar demo terkait merebaknya Islamofobia.
Foto: scotlandherald.com
Masyarakat Skotlandia menggelar demo terkait merebaknya Islamofobia.

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Polisi Swiss menghentikan politisi sayap kanan Austria, Martin Sellner untuk berbicara di sebuah acara di wilayah Aargau. Setelah panitia tidak memenuhi permintaan polisi untuk membatalkan kegiatan tersebut.

Sellner merupakan ketua Identitarian Movement yang ditetapkan sebagai kelompok ekstrem kanan oleh badan intelijen domestik Jerman pada tahun 2019. Kelompok tersebut menunjukkan tanda-tanda radikal dengan pandangan rasialis dan anti-Islam.

Baca Juga

Ia melakukan perjalanan ke Tegerfelden untuk memberikan presentasi pada acara yang diselenggarakan sebuah kelompok Swiss bernama "Junge Tat" (Perbuatan Muda). Sellner berencana untuk berbicara tentang "remigrasi", konsep di mana imigran dapat dipaksa untuk pergi dari negara Eropa meskipun mereka memiliki kewarganegaraan.

"Kepolisian di Wilayah Aargau, Swiss, menyerbu pidato, mematikan listrik, memborgol dan mendorong saya, saya tidak diizinkan masuk Aargau selama dua bulan," kata Sellner di media sosial X, Ahad (17/3/2024). Kepolisian Aargau mengkonfirmasi, mereka membatalkan kegiatan tersebut setelah panitia tidak memenuhi permintaan mereka untuk melakukannya.

"Untuk memastikan keamanan publik dan mencegah konfrontasi dari orang-orang pihak oposisi, pembicara di kegiatan tersebut dihentikan dan diperintahkan untuk meninggalkan wilayah," kata kepolisian Aargau dalam pernyataannya.

Gerakan ekstrem kanan anti-Islam semakin menguat di Eropa. Partai-partai kanan seperti Brothers of Italy berkuasa di Italia dan politisi anti-Islam Greets Wilders memenangkan pemilihan umum di Belanda.

Jerman menggelar  protes besar-besaran terhadap kelompok sayap kanan menyusul laporan pada bulan November lalu tokoh ekstrem kanan mengadakan rapat di Potsdam untuk membahas deportasi jutaan imigran, termasuk beberapa yang memiliki kewarganegaraan Jerman. Sellner mempresentasikan visi "remigrasi" untuk deportasi imigran di sana.

Pertemuan tersebut memicu kritik luas terhadap partai Alternative for Germany, yang beberapa anggotanya dilaporkan hadir. Partai tersebut telah berusaha menjauhkan diri dari acara tersebut, dan juga mengecam pemberitaan mengenai hal itu. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement