Selasa 19 Mar 2024 03:52 WIB

Presiden Zelensky Undang Prabowo Hadiri Konferensi Perdamaian di Swiss

Zelensky berbicara dengan Presiden terpilih RI Prabowo Subianto dan ucapkan selamat.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin mengundang Menhan Prabowo Subianto untuk hadir di acara Konferensi Perdamaian Swiss.
Foto: EPA-EFE/Javad Parsa
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin mengundang Menhan Prabowo Subianto untuk hadir di acara Konferensi Perdamaian Swiss.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengundang Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus dan Presiden terpilih Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Konferensi Perdamaian di Swiss untuk membahas akhir perang di Ukraina akibat aneksasi militer Rusia.

Undangan itu disampaikan saat perang semakin memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memenangkan pemilihan umum dan kembali berkuasa untuk enam tahun ke depan. Putin menang mutlak dalam Pemilu 2024.

Baca: Menhan Prabowo Subianto Kunjungi IKN

"Saya berbicara dengan Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto untuk menyampaikan selamat atas kemenangannya dalam pemilihan umum dan mengungkapkan harapan untuk berlanjutnya hubungan bilateral yang saling bermanfaat," kata Zelenskyy di media sosial X seperti dikutip dari Aljazeera, Senin (18/3/2024).

Menurut dia, di Indonesia pada 2022, pemerintah Ukraina mempresentasikan formula perdamaian jalan sejati menuju perdamaian yang adil. Sekarang, pihaknya sedang mempersiapkan KTT Perdamaian perdana, dan partisipasi Indonesia sangat penting.

"Saya menyampaikan undangan untuk menghadiri KTT tersebut dan mengimplementasikan butir-butir Formula Perdamaian tentang keamanan pangan dan nuklir, serta pertukaran tahanan," ucap Zelenskyy.

Baca: Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Presiden Palestina

Duta Besar Cina untuk Swiss Wang Shihting mengatakan negaranya mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam KTT perdamaian tersebut. Dalam wawancaranya dengan Neue Zuercher Zeitung, Wang mengatakan, semua pihak harus berusaha mengakhiri konflik di Ukraina. "Krisis harus dicegah menjadi semakin buruk atau tidak terkendali," kata Wang.

"Kami mengikuti dengan seksama konferensi Ukraina yang akan diselenggarakan Swiss, dan sedang memeriksa kemungkinan untuk ikut serta," kata Wang menambahkan.

Pemerintah Cina mengajukan strategi untuk mengakhiri konflik secara politis. Pemerintah Swiss mengatakan mereka ingin mengadakan konferensi perdamaian "pada musim panas" setelah ide tersebut dilontarkan pada bulan Januari.

Baca: Dubes Korsel untuk RI Beri Selamat kepada Menhan Prabowo

Adapun pemerintah Rusia menyebut rencana konferensi perdamaian itu "tidak ada gunanya" dan mengindikasikan konferensi itu akan gagal tanpa partisipasi Moskow.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement