REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Cina mengggelar “The Third International Forum on Democracy: the Shared Human Values” di gedung Chinese Academy of History, Beijing, Rabu (20/3/2024). Acara tersebut bertujuan membahas perkembangan dan tantangan demokrasi di dunia.
Dalam perhelatan The Third International Forum on Democracy: the Shared Human Values, Cina mengundang mantan pejabat tinggi sejumlah negara. Mereka antara lain mantan perdana menteri Italia Massimo D’Alema, mantan menteri luar negeri (menlu) Yunani Georgios, dan mantan wakil ketua Majelis Rendah Parlemen Malaysia Ong Tee Keat, serta mantan menteri kesehatan, ketenagakerjaan, dan kesehahteraan Jepang Yoichi Masuzoe.
Selain mereka, mantan perdana menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, mantan perdana menteri Mesir Essam Sharaf, dan mantan presiden Mahkamah Konstitusi Peru, Cesar Landa, turut memberikan pidato pembukaan via video. Acara The Third International Forum on Democracy: the Shared Human Values turut mengundang akademisi, peneliti, dan pakar dari berbagai negara.
Terdapat empat paralel forum dalam perhelatan The Third International Forum on Democracy: the Shared Human Values. Forum pertama mengangkat tema “Democracy and Modern Governance”. Forum tersebut akan dimoderatori oleh Wakil Ketua Chinese Academy of Social Sciences (CASS), Fan Jianxin dan Direktur the Research Institute of Geopolitics and Strategy Kyrgyzstan Kanatbek Aziz.
Forum kedua bertajuk “Democracy and the Rule of Law in the Digital Times”. Wakil Direktur CASS Xie Zengyi dan Direktur the Center for China Studies (Nigeria) Charles Okechukwu menjadi moderator dalam forum tersebut. Forum ketiga mengangkat tema “Artificial Inteliggent and the Future of Democracy”.
Diskusi akan dipandu oleh Direktur CASS Hu Zhengrong dan mantan duta besar Pakistan untuk Jerman, Singapura, dan Mauritania, Syed Hasan Javed. Sementara forum terakhir mengusung tema “Democracy and Global Governance in a Multipolar World”. Moderator dalam forum tersebut adalah Wakil Direktur CASS Wang Lei dan Duta Besar Afrika Selatan untuk BRICS, Anil Sooklal.