Kamis 21 Mar 2024 08:25 WIB

Jubir Israel Dipecat di Tengah Perselisihan dengan Inggris

Levy mengambil alih jabatannya setelah serangan mendadak Hamas.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang anggota World Central Kitchen menyiapkan palet berisi bantuan kemanusiaan untuk diangkut ke pelabuhan Larnaca dan kemudian akan dikirim ke Gaza, di sebuah gudang dekat Larnaca, Siprus, pada Rabu, (13/3/2024).
Foto: AP Photo/Petros Karadjias
Seorang anggota World Central Kitchen menyiapkan palet berisi bantuan kemanusiaan untuk diangkut ke pelabuhan Larnaca dan kemudian akan dikirim ke Gaza, di sebuah gudang dekat Larnaca, Siprus, pada Rabu, (13/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Media Israel dan surat kabar Inggris The Financial Times melaporkan, juru bicara pemerintah Israel untuk bahasa Inggris, Eylon Levy dipecat usai berselisih dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron.

Dikutip dari Aljazirah, Rabu (21/3/2024) beberapa media Israel mengindikasi Levy dipecat setelah ia mengkritik Cameron atas pernyataan yang mendesak Israel mengizinkan lebih banyak truk bantuan masuk ke Gaza. "Saya harap anda juga menyadari tidak ada batasan di makanan, air, obat-obatan atau peralatan tempat tinggal sementara untuk masuk ke Gaza, dan faktanya kapasitas penyerangan itu berlebihan," kata Levy dalam unggahan yang kini sudah dihapus di media sosial X menurut Times of Israel.

Baca Juga

i24 News melaporkan, tanggapan terhadap Cameron ini menarik perhatian Kementerian Luar Negeri Inggris, yang meminta klarifikasi apakah unggahan Levy mewakili sikap resmi Israel. Akibatnya, Levy diskors dari jabatannya dan tidak masuk kerja selama lebih dari sepekan.

Kecil kemungkinan dia akan kembali ke posisinya. Media Israel lainnya, Haaretz melaporkan kantor perdana menteri mengkonfirmasi pemecatan tersebut. Tapi, tidak mengungkapkan alasannya.

i24 News juga melaporkan pemecatan Levy bertepatan dengan keluhan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang kurangnya juru bicara yang mahir berbahasa Inggris di Israel. Perkembangan ini juga mengikuti laporan sebelumnya yang menyatakan Sara Netanyahu, istri perdana menteri, meminta Levy dipecat karena ia pernah mengkritik Netanyahu dan terlibat dalam protes menentang reformasi peradilan.

Levy, yang mengambil alih jabatannya setelah serangan mendadak Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, dikenal karena pembelaannya yang tajam pada Israel di berbagai media Amerika Serikat dan Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement