Senin 25 Mar 2024 07:54 WIB

Menteri Luar Negeri Jerman Kembali Berkunjung ke Timur Tengah

Sejak 7 Oktober 2023, Baerbock sudah berkunjung ke Timur Tengah enam kali.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
 Menteri Luar Negeri Palestina Reyad al-Maleki (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (kiri) untuk pertemuan setelah kunjungannya ke kota Ramallah di Tepi Barat, (8/1/2024).
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Menteri Luar Negeri Palestina Reyad al-Maleki (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (kiri) untuk pertemuan setelah kunjungannya ke kota Ramallah di Tepi Barat, (8/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, akan berkunjung ke Timur Tengah karena tidak cukup bantuan tiba di Gaza. Dalam pernyataannya,  Baerbock  juga akan meminta pemerintah Israel membuka perbatasan agar lebih banyak bantuan dapat masuk.

Menjelang perjalanannya ke Mesir, Israel, dan wilayah Palestina, Baerbock mengatakan setiap satu bantuan di dalam truk yang tertumpuk di perbatasan Gaza sudah terlalu banyak. Sejak serangan 7 Oktober 2023, Baerbock sudah berkunjung ke Timur Tengah enam kali. Ia mengatakan akan kembali untuk melakukan semua kemungkinan untuk menemukan solusi. "Serangan udara atau jembatan laut bukanlah solusi yang berkelanjutan," kata politisi dari Partai Hijau tersebut, Ahad (24/3/2024).

Baca Juga

Ia menambahkan aksi militer memiliki batasannya dalam hukum kemanusiaan internasional. Menyusul serangan 7 Oktober, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran yang masih berlangsung hingga kini.

"Hamas harus meletakkan senjata dan tidak akan pernah lagi membawa teror 7 Oktober kepada rakyat Israel. Namun tujuan ini tidak dapat dicapai hanya dengan cara militer," kata Baerbock.

Baerbock mengatakan, hanya gencatan senjata kemanusiaan yang mengarah pada penghentian pertempuran permanen yang akan menjaga harapan mencapai perdamaian dan mengakhiri penderitaan di semua pihak. Ia mengatakan diskusinya akan berfokus pada apa yang akan terjadi di masa depan.

Menteri Luar Negeri Jerman itu mengatakan hanya prospek solusi dua negara dengan Otoritas Palestina yang direformasi sebagai langkah pertama menuju negara Palestina yang demokratis yang dapat menawarkan kehidupan yang aman dan bermartabat kepada masyarakat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement