Kamis 28 Mar 2024 10:49 WIB

Singapura Kirim Tim Bantu Investigasi Ambruknya Jembatan Baltimore

Biden memastikan, tak ada indikasi tabrakan tersebut disengaja.

Kapal kargo yang terjebak di bawah bagian struktur Jembatan Francis Scott Key setelah kapal tersebut menabrak jembatan di Baltimore, Selasa (26/3/2024).
Foto: AP
Kapal kargo yang terjebak di bawah bagian struktur Jembatan Francis Scott Key setelah kapal tersebut menabrak jembatan di Baltimore, Selasa (26/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura serta Otoritas Maritim dan Pelabuhan (MPA) telah mengirimkan tim penyelidik ke Amerika Serikat (AS) untuk membantu penyelidikan tabrakan kapal kargo dengan jembatan di Kota Baltimore, Maryland. "MPA telah menghubungi Markas Besar Penjaga Pantai Amerika Serikat (USGC) dan Kantor Keselamatan Laut Lembaga Keselamatan Transportasi Nasional, untuk menawarkan bantuan MPA sebagai administrasi bendera asal kapal terkait untuk mendukung penyelidikan," kata MPA, dalam sebuah pernyataan pada Selasa (26/3/2024).

"Penyelidik dari Biro Investigasi Keselamatan Transportasi dan MPA sedang melakukan perjalanan ke Baltimore, Maryland," kata MPA melanjutkan. MPA mengutip dari perusahaan pengelola kapal, Synergy Marine Pte Ltd, yang mengatakan bahwa kapal tersebut "mengalami kehilangan tenaga penggerak sesaat" tepat sebelum kejadian dan tidak mampu mempertahankan arah yang diinginkan dan bertabrakan dengan jembatan Francis Scott Key.

Baca Juga

MPA menambahkan, kapal telah menurunkan jangkarnya sebagai bagian dari prosedur darurat kapal sebelum menabrak jembatan. Seluruh awak kapal yang berjumlah 22 orang dalam kondisi selamat dan telah diketahui keberadaannya, lanjut pernyataan tersebut.

Pada Selasa, Jembatan Francis Scott Key runtuh setelah ditabrak oleh kapal kargo. Kapal kargo Dali sedang berlayar di bawah bendera Singapura dari Baltimore ke ibu kota Sri Lanka, Kolombo, pada saat kecelakaan terjadi, menurut laporan media AS. Walikota Baltimore Brandon Scott mengumumkan keadaan darurat setempat selama 30 hari setelah insiden tersebut.

Gubernur Maryland Wes Moore mengatakan, para pejabat masih menyelidiki insiden tersebut tetapi tidak memiliki bukti yang dapat dipercaya, bahwa tabrakan tersebut merupakan bentuk serangan teror. Setidaknya lima kendaraan, termasuk tiga mobil penumpang dan sebuah truk semen, masih berada di bawah air, menurut Kepala Pemadam Kebakaran Kota Baltimore James Wallace. "Sekitar delapan tim penyelam telah melakukan operasi pencarian dan penyelamatan," kata Wallace.

Presiden AS Joe Biden pada Selasa sudah mengarahkan pemerintahannya untuk mengerahkan seluruh upaya untuk membuka kembali pelabuhan Baltimore dan membangun kembali jembatan sesegera mungkin. Ia pun memastikan, tidak ada indikasi tabrakan dengan jembatan tersebut merupakan akibat kesengajaan.

sumber : Antara, Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement