Sabtu 30 Mar 2024 12:20 WIB

Ukraina Pertimbangkan Terima Bantuan Tanpa Bunga dari AS ala Donald Trump

Trump mengusulkan bantuan kepada ukraina tidak dalam bentuk hibah, tapi pinjaman.

 Presiden Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat mereka bertemu di Ruang Oval Gedung Putih, Selasa, (12/12/2023), di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat mereka bertemu di Ruang Oval Gedung Putih, Selasa, (12/12/2023), di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kiev bersedia mempertimbangkan usulan yang diajukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump untuk menerima bantuan AS sebagai pinjaman tanpa bunga, bukan hibah. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kepada surat kabar Financial Times, Jumat, (29/3/2024). 

"Trump sendiri mengatakan bahwa dia tidak menentang bantuan Ukraina," kata Kuleba dalam sebuah wawancara seraya menambahkan bahwa gagasannya adalah untuk mengubah cara bantuan ini diberikan, dari hibah menjadi pinjaman tanpa bunga. Menlu Ukraina mengatakan, Kiev bersedia untuk menjajaki opsi tersebut, tetapi ada masalah yang tersembunyi dalam rinciannya.

Baca Juga

Selain itu, Kuleba telah menyatakan keyakinannya bahwa Washington akan memberikan paket bantuan baru kepada Ukraina terlepas dari hasil pemilihan presiden AS mendatang.  Karena mayoritas anggota Partai Demokrat dan Republik mendukung Ukraina, kata surat kabar tersebut. "Pertanyaannya bukan apakah, pertanyaannya adalah kapan dan bagaimana," kata Kuleba seperti dikutip.

Sebelumnya pada Februari, Trump menyarankan agar Washington memberikan bantuan luar negeri sebesar 60 miliar dolar AS (sekitar Rp 952,32 triliun) untuk Ukraina dalam bentuk pinjaman daripada menyerahkannya begitu saja.

Saran itu dilontarkan Trump setelah Senat AS meloloskan rancangan undang-undang pendanaan tambahan senilai 95 miliar dolar AS (sekitar Rp 1,5 kuadriliun) dengan bantuan Ukraina dan Israel, tetapi tidak ada alokasi untuk langkah keamanan perbatasan. Negara-negara Barat telah meningkatkan bantuan militer dan keuangan mereka ke Kiev sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada Februari 2022.

Sedangkan Kremlin secara konsisten memperingatkan agar Barat tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Kiev, dengan mengatakan hal itu akan menyebabkan eskalasi konflik lebih lanjut.

sumber : Antara, Sputnik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement