Sabtu 30 Mar 2024 19:19 WIB

AS Akan Kirim Ribuan Bom ke Israel, Kondisi Rafah Kian Makin Terancam

Washington Post mengungkapkan AS akan mengirimkan 1.800 bom MK84 seberat 2.000 pon.

Rep: Lintar Satria/ Red: Didi Purwadi
Serangan bom Israel telah menghancurkan wilayah Rafah, Jalur Gaza, Palestina, pada 12 Februari 2024.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Serangan bom Israel telah menghancurkan wilayah Rafah, Jalur Gaza, Palestina, pada 12 Februari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Laporan terbaru mengungkapkan beberapa hari terakhir pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyetujui pengiriman pesawat tempur dan bom senilai miliaran dolar AS ke Israel. Keputusan ini diambil meski Washington khawatir serangan Israel ke Rafah akan menghilangkan banyak nyawa warga Palestina yang berlindung di kota paling selatan Jalur Gaza itu.

Dikutip dari Middle East Eye, Sabtu (30/3/2024) melaporkan surat kabar AS, Washington Post mengungkapkan AS mengirimkan 1.800 bom MK84 memiliki berat 2.000 pon dan 500 bom MK82 seberat 500 pon ke Israel. Harian itu mengutip pejabat AS yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Pejabat itu mengatakan bom seberat 2.000 pon pernah dikaitkan menimbulkan banyak korban jiwa dalam serangan Israel ke Gaza. Bom MK84 dan MK82 yang disetujui dikirim pekan ini sudah mendapat persetujuan Kongres beberapa tahun sebelumnya meski pengiriman belum dilakukan hingga saat ini.

Bom seberat 2.000 pon dapat menghancurkan beberapa blok di perkotaan dan menciptakan kawah yang lebarnya mencapai 40 kaki. The Washington Post melaporkan militer negara-negara Barat sudah jarang menggunakan bom itu di daerah pemukiman padat penduduk karena beresiko menimbulkan banyak korban jiwa dari warga sipil.

"Memenuhi otorisasi dari satu notifikasi kepada Kongres dapat menghasilkan lusinan kasus Penjualan Militer Asing terpisah di seluruh siklus notifikasi kongres yang berlangsung selama beberapa dekade," kata pejabat Departemen Luar Negeri AS pada Washington Post.

"Untuk kepraktisan, pengadaan besar, seperti program F-35 Israel misalnya, sering kali dipecah menjadi beberapa kasus selama bertahun-tahun," tambahnya.

Awal bulan ini, Washington Post melaporkan sejak 7 Oktober, AS menyetujui lebih dari 100 penjualan senjata terpisah ke Israel dan melakukannya tanpa harus memberi tahu Kongres.

Sementara itu, pekan lalu Middle East Eye melaporkan AS berencana melanjutkan pengiriman senjata dalam skala besar ke Israel. Salah satu paket pengiriman yang akan diberitahu ke Kongres ini adalah pengiriman peluru pandu presisi tinggi yang senilai lebih dari 1 miliar dolar AS.

Mantan direktur urusan publik dan kongres biro politik Departemen Luar Negeri AS Josh Paul mengatakan Washington berencana melanjutkan penjualan pesawat tempur F-35 yang bernilai 2,5 miliar dolar AS.

Laporan dari Washington Post ini dirilis setelah pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kelaparan tampaknya sudah terjadi di sebagian Gaza utara. Sementara daerah lain sedang menuju jurang kelaparan. Mahkamah Internasional meminta Israel mengizinkan bantuan makanan masuk ke Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement