Senin 01 Apr 2024 15:20 WIB

Warga Israel Protes Anggota Parlemen Malah Reses di Masa Perang

Parlemen Israel harus terus berfungsi sampai para sandera dibebaskan.

Polisi Israel mengusir pengunjuk rasa yang memblokir pintu masuk utama ke Knesset, parlemen Israel, selama protes terhadap Perdana Menteri Israel Netanyahu. (Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Polisi Israel mengusir pengunjuk rasa yang memblokir pintu masuk utama ke Knesset, parlemen Israel, selama protes terhadap Perdana Menteri Israel Netanyahu. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Ratusan ribu warga Israel berunjuk rasa di dekat gedung parlemen di Yerusalem pada Ahad (31/3/2024) malam. Mereka menuntut pemilihan umum lebih awal di Israel dan pemberlakuan kesepakatan segera guna membebaskan sandera di Jalur Gaza.

Unjuk rasa ini menjadi yang terbesar di Yerusalem sejak awal konflik antara Hamas dan Israel pada Oktober lalu. Demikian menurut laporan portal berita Ynet pada Ahad.

Surat kabar Jerusalem Post melaporkan para pengunjuk rasa mengajukan tiga tuntutan utama. Yakni pemilu dini sebelum peringatan serangan Hamas terhadap Israel, kesepakatan mengenai sandera dan diakhirinya reses parlemen yang diumumkan baru-baru ini.

''Para pengunjuk rasa mengatakan parlemen harus terus berfungsi sampai para sandera dibebaskan dan ribuan warga Israel yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik kembali ke rumah mereka,'' tambah laporan itu.

Para pengunjuk rasa memblokir jalan. Mereka juga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.

Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemilihan umum dini di Israel akan melumpuhkan negaranya dan bakal membekukan proses negosiasi untuk pembebasan sandera.

sumber : Sputnik/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement