REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara berjanji untuk mendorong pengembangan teknologi ruang angkasa. Pyongyang pun kembali menegaskan rencana peluncuran beberapa satelit pengintai tahun ini setelah menempatkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit pada November lalu.
Pada tahun lalu, Korea Utara berhasil meluncurkan satelit Malligyong-1 setelah dua kali gagal pada Mei dan Agustus. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengumumkan dalam pertemuan akhir tahun bahwa negaranya berencana untuk menempatkan tiga satelit mata-mata lagi ke orbit tahun ini.
''Keberhasilan peluncuran satelit pengintai Malligyong-1 tahun lalu telah membawa kemajuan besar dalam kemampuan pertahanan nasional. Beberapa peluncuran diperkirakan juga akan dilakukan pada tahun ini,” kata wakil direktur Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional Korea Utara, Pak Kyong-su, seperti dikutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Senin.
Pak mengatakan bahwa Korea Utara telah melakukan upaya penggunaan satelit untuk berbagai tujuan, seperti pertanian, pengelolaan lahan, dan pencegahan bencana. Oleh karena itu, pengembangan ruang angkasa menjadi semakin penting.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang bertanggung jawab atas urusan antar-Korea, menuturkan pemerintahnya bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk memantau fasilitas-fasilitas utama Korea Utara jika ada tanda-tanda peluncuran semacam itu.
“Terlepas dari tujuan yang diklaim oleh Korea Utara, setiap satelit Korea Utara yang menggunakan teknologi rudal balistik jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata juru bicara kementerian Korsel, Koo Byung-sam, pada konferensi pers rutin, Senin.
Adapun pernyataan dari Korea Utara itu muncul setelah sumber militer Korea Selatan pada pekan lalu mengatakan bahwa Korea Utara telah memasang layar untuk mencegah orang luar mengamati lokasi peluncuran satelit Tongchang-ri yang mungkin merupakan indikasi bahwa persiapan peluncuran satelit sedang dilakukan.