REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Media Pemerintah Iran dan pihak berwenang Suriah melaporkan beberapa orang tewas dalam serangan udara Israel yang meratakan kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Komandan senior Pasukan Quds Garda Revolusi Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, adalah salah satu dari delapan korban tewas dalam serangan itu.
Duta Besar Iran di Suriah Hossein Akbari yang tidak terluka mengatakan, delapan orang tewas termasuk tiga personel militer. Ia mengatakan respon Iran akan "tegas." Dikutip dari Aljazirah, Senin (1/4/2024) terlihat asap dari reruntuhan kantor konsulat yang terletak di distrik Mezzeh, Damaskus itu. Sementara mobil-mobil layanan darurat diparkir di depannya.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menggambarkan serangan tersebut "sebagai pelanggar semua kewajiban dan konvensi internasional" dan ia menyalahkan Israel. Dalam pernyataan terpisah juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan Iran berhak untuk memberikan reaksi dan akan memutuskan jenis respon dan hukuman pada agresor.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengecamnya sebagai 'serangan teroris.' "Kami mengutuk keras serangan teroris jahat yang mengincar gedung konsulat Iran di Damaskus yang membunuh sejumlah orang tidak bersalah," kata Mekdad dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Suriah, SANA.
Saat ditanya mengenai serangan tersebut juru bicara militer Israel menjawab: "Kami tidak memberikan komentar pada laporan media asing." Sejak Israel menggelar serangan ke Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel meningkatkan serangan terhadap Hizbullah yang berkuasa di Lebanon dan Garda Revolusi Iran di Suriah. Keduanya mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Serangan di Damaskus dilakukan beberapa hari setelah serangan udara Israel membunuh puluhan orang di Provinsi Aleppo. Serangan-serangan itu digelar saat perang di Gaza dikhawatirkan menyebar ke seluruh kawasan.
Direktur proyek Iran lembaga think-tank International Crisis Group, Ali Vaez mengatakan serangan yang diduga dilakukan Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah "mirip menargetkan negara lain di wilayahnya sendiri."
"Secara keseluruhan ini tampaknya masih perang regional yang tidak terlalu panas. Ini belum konflik regional skala penuh, tapi tampaknya Israel mencoba mengerahkan semua kekuatannya untuk memperluas konflik," kata Vaez.
"Hal ini menempatkan Israel dalam situasi menang-menang karena Israel tahu Iran tidak ingin terseret ke dalam perang regional, jadi jika Israel meningkatkan serangannya terhadap aset dan personel Iran di Suriah, maka kemungkinan besar tidak akan ada biaya yang dikeluarkan, dan jika Iran merespons dan membalas, maka hal ini akan menjadi dalih yang dapat dibenarkan untuk memperluas perang," tambahnya.