Jumat 05 Apr 2024 12:01 WIB

Somalia Usir Duta Besar Ethiopia

Langkah ini bagian dari perselisihan atas rencana Ethiopia untuk menyewa garis pantai

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Amerika Serikat melakukan pencarian terhadap dua anggota pasukan elitnya yang hilang di lepas pantai Somalia.
Foto: VOA
Amerika Serikat melakukan pencarian terhadap dua anggota pasukan elitnya yang hilang di lepas pantai Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Somalia mengatakan mereka mengusir duta besar Ethiopia dan menutup dua kantor konsulatnya serta memanggil duta besarnya sendiri dari Addis Ababa. Langkah ini bagian dari perselisihan atas rencana Ethiopia untuk menyewa garis pantai di wilayah Somaliland yang memisahkan diri.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ethiopia, Nebiyu Tedla, mengatakan Ethiopia belum memiliki informasi mengenai langkah-langkah yang diumumkan kantor perdana menteri Somalia. "Ini mengikuti tindakan Republik Demokratis Federal Ethiopia yang ikut campur dalam kedaulatan dan urusan dalam negeri Somalia," kata Kementerian Luar Negeri Somalia dalam pernyataannya, Kamis (4/4/2024).

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Somalia menambahkan, mereka memberi 72 jam pada duta besar Ethiopia untuk pergi dan memerintahkan penutupan konsulat Ethiopia di Somaliland dan wilayah semi-otonom Puntland. Dua pejabat Somalia mengatakan langkah itu berkaitan dengan perselisihan soal nota kesepahaman yang disepakati Ethiopia pada 1 Januari 2024,  untuk menyewa garis pantai di Somaliland, bagian dari Somalia yang hendak memisahkan diri dan sudah menjadi daerah otonom sejak 1991.

Ethiopia mengatakan mereka ingin mendirikan pangkalan angkatan laut dan menawarkan pengakuan pada Somaliland. Kesepakatan ini memicu respon keras dari Somalia dan dikhawatirkan dapat merusak stabilitas di Tanduk Afrika.

Sebelumnya, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud menyebut kesepakatan pelabuhan itu ilegal. Pada bulan Februari lalu ia mengatakan negeranya akan "membela diri" bila Ethiopia melanjutkan rencana kesepakatan tersebut.

Ketegangan antara Mogadishu dan Puntland juga meningkat pada akhir pekan lalu ketika dewan negara bagian Puntland mengatakan mereka menarik diri dari sistem federal negara tersebut dan akan memerintah sendiri secara independen. Ketegangan ini dipicu perselisihan mengenai perubahan konstitusi.

Seorang pejabat perdagangan senior di pemerintahan Puntland Mohamed Abdirahmaan Dhabanacad mengatakan upaya untuk menutup konsulat di Garowe, ibukota negara bagian, tidak akan efektif. "Saya dapat mengatakan keputusan di Mogadishu tidak akan mempengaruhi Puntland," katanya lewat aplikasi kirim-pesan WhatsApp.

Langkah Somalia untuk mengusir duta besar dan menutup konsulat menimbulkan kekhawatiran akan nasib 3.000 tentara Ethiopia yang ditempatkan di Somalia sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian Uni Afrika yang memerangi militan al Shabaab, afiliasi al Qaeda. Pada bulan Februari lalu Mohamud mengatakan ia tidak berencana untuk mengusir mereka. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement