REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Jelang Idul Fitri 1445 H, pembelian perhiasan emas di Uni Emirat Arab (UEA) mencapai harga jual tertinggi sepanjang masa pada Senin (8/4/2024). Meningkatnya pembelian emas lantaran adanya tradisi memberikan perhiasan logam mulia sebagai hadiah lebaran.
Namun, pembeli harus mengeluarkan lebih banyak uang pada Idul Fitri tahun ini karena harga yang terus meningkat selama beberapa bulan terakhir. Pada Senin pagi, varian logam kuning 24 karat naik 1,5 dirham per gram menjadi 283,5 dirham atau sekitar Rp 1,2 juta per gram dan menjadi harga tertinggi yang pernah ada untuk varian tersebut.
Varian lainnya 22 karat, 21 karat dan 18 karat juga diperdagangkan dengan harga tertinggi yang pernah ada masing-masing di 262.5 dirham, 254.25 dirham dan 217.75 dirham per gram. Harga logam mulia pun melonjak hampir 10 dirham per gram di UEA pada bulan ini.
Banyak karyawan UEA yang akan merayakan libur Idul Fitri selama sembilan hari pada pekan ini. Dampak kenaikan harga terutama dirasakan oleh pembeli lokal yang memilih pendekatan wait-and-watch, yaitu menunda pembelian mereka agar harga semakin turun.
Pengecer perhiasan emas di Dubai mengatakan, wisatawan cenderung tidak menunda pembelian ketika harga mencapai puncaknya karena mereka berada di Kota Emas untuk jangka waktu yang lebih singkat dan ingin memanfaatkan kunjungan mereka sebaik-baiknya. “Konsumen lokal mempunyai kebebasan untuk memilih pendekatan menunggu dan menonton selama kenaikan harga emas,” Shamlal Ahamed, direktur pelaksana operasi internasional di Malabar Gold and Diamonds, mengatakan kepada Khaleej Times, Selasa (9/4/2024).
Secara global, harga emas dipengaruhi oleh keputusan Federal Reserve AS untuk menurunkan suku bunga serta investor menjadi menghindari risiko menyusul ketegangan antara Israel-Iran setelah serangan terhadap misi Iran dilaporkan menewaskan tujuh orang, termasuk seorang komandan senior pasukan Garda Revolusi Islam.
“Ketika ketegangan geopolitik meningkat, investor yang ingin menghindari risiko mencari keamanan pada emas," kata Ahli Strategi Senior Nick Cawley di dailyFX.
Ia menambahkan , ketegangan geopolitik dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan peningkatan inflasi, dan emas memiliki sejarah dalam menjaga kekayaan pada saat ketidakstabilan. Masalah yang sedang berlangsung di Timur Tengah pun memaksa harga minyak semakin tinggi, memicu ketakutan inflasi, dan menambah daya tarik emas.