Kamis 11 Apr 2024 14:49 WIB

'Penyalur Dana' ke Hamas Ditemukan Tewas Penuh Tembakan di Kaki dan Penuh Uang di Badannya

Disimpulkan Surur merupakan korban interogasi kejam bukan percobaan pencurian.

Rep: Lintar Satria/ Red: Didi Purwadi
Pasukan keamanan Israel memeriksa lokasi yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Kiryat Shmona, Israel utara, Rabu, 27 Maret 2024.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Pasukan keamanan Israel memeriksa lokasi yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Kiryat Shmona, Israel utara, Rabu, 27 Maret 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sumber keamanan Lebanon mengatakan seorang pria yang disanksi karena diduga menyalurkan jutaan dolar AS ke Hamas, ditemukan tewas di pegunungan di luar Beirut. Sumber mengidentifikasinya sebagai Mohammad Surur dan mengatakan ia berasal dari kota dekat perbatasan Suriah.

Sumber menambahkan Surur bekerja di bidang pertukaran mata uang dan pengiriman uang termasuk antara kelompok-kelompok yang didukung Iran dan melawan Israel. Sumber keamanan mengatakan ia ditemukan tewas di sebuah rumah di Kota Beit Mari dengan beberapa luka tembak di kakinya.

Pada Rabu (11/4/2024), sumber keamanan Lebanon menambahkan Surur ditemukan dengan banyak uang di badannya. Sehingga disimpulkan Surur merupakan korban interogasi kejam bukan percobaan pencurian.

Surur disanksi Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) pada 2019 yang mengatakan ia mengirimkan puluhan juta dolar AS per tahun antara cabang eksternal Garda Revolusi Iran, Pasukan Quds dan sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam. Berdasarkan biografi yang dirilis Kementerian Keuangan AS, Surur akan berusia 57 tahun saat ia tewas.

Pada tahun 2019 lalu, Kementerian Kesehatan AS mengatakan Surur juga memiliki hubungan dengan Hizbullah di Lebanon yang merupakan sekutu Hamas.

Sumber yang mengetahui operasi Hizbullah, mengatakan Surur terlihat di acara publik yang diselenggarakan Hizbullah di Lebanon. Tapi, ia tidak tampak memiliki hubungan resmi atau peran penting dengan kelompok itu.

Hizbullah baku tembak dengan Israel di perbatasan Lebanon sejak Israel menyerang Gaza. Di konferensi pers, keluarga Surur mendesak penyelidikan menyeluruh atas peristiwa seputar kematiannya. Namun, pihak keluarga tidak menuduh individu, kelompok atau pemerintahan tertentu.

Kematiannya terjadi beberapa hari setelah pembunuhan terhadap pejabat lokal anti-faksi Hizbullah. Kematian itu memicu kekhawatiran pecahnya kekerasan politik dan sektarian di Lebanon.

Lebanon mengalami keruntuhan keuangan selama hampir lima tahun terakhir yang mengubah sebagian besar perekonomian menjadi berbasis uang tunai. Pengamat mengatakan terdapat kekhawatiran pencucian uang dapat berkembang pesat.

Pada bulan Maret, seorang pejabat tinggi Departemen Keuangan AS mengunjungi Lebanon untuk mendesak para pejabat agar menghentikan transfer keuangan ke Hamas. Sumber di bank sentral Lebanon mengatakan Lebanon menyangkal transfer semacam itu terjadi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement