Jumat 12 Apr 2024 10:51 WIB

AS Ikut Waspada Menunggu Serangan Balasan Iran

Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM) kini berada di Israel.

Layanan darurat bekerja di gedung yang hancur akibat serangan udara di Damaskus, Suriah, Senin, 1 April 2024. Serangan udara Israel telah menghancurkan bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus, menewaskan atau melukai semua orang di dalamnya, kata media pemerintah Suriah pada Senin.
Foto: AP Photo/Omar Sanadiki
Layanan darurat bekerja di gedung yang hancur akibat serangan udara di Damaskus, Suriah, Senin, 1 April 2024. Serangan udara Israel telah menghancurkan bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus, menewaskan atau melukai semua orang di dalamnya, kata media pemerintah Suriah pada Senin.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menegaskan pihaknya mengikuti secara cermat situasi di Timur Tengah. Hal ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan Israel dengan Iran menyusul serangan Tel Aviv terhadap Konsulat Iran di Suriah awal April ini. 

“Amerika Serikat mempunyai hubungan dekat dengan Israel,” kata Juru Bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder kepada wartawan seperti dilaporkan Anadolu, Kamis, (11/4/2024).  Pemantauan situasi di Timur Tengah tersebut, ucap Ryder, terlihat dari pembicaraan telepon Menteri Pertahanan Lloyd Austin dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant pada Kamis sore untuk membahas situasi terkini di Timur Tengah.

Baca Juga

Ryder mengatakan, komitmen Gedung Putih sangat kuat pada keamanan Israel terhadap ancaman Iran dan proksinya. Namun, ia menolak menjelaskan perihal laporan yang menyebutkan bahwa serangan Iran terhadap Israel akan segera terjadi.

“Saya tidak punya bola kristal dan saya tidak akan membahas perihal intelijen secara spesifik,” tuturnya. Lebih lanjut Ryder mengatakan, sejak awal konflik pada 7 Oktober 2023, AS memiliki dua tujuan utama yaitu memastikan keselamatan dan keamanan pasukan dan warga AS di kawasan serta mendukung hak Israel untuk membela diri.

“Saat kami memantau potensi ancaman, kami akan terus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memasukkan langkah-langkah perlindungan pasukan yang diperlukan jika pasukan kami terancam,” ungkapnya.

Dia juga membenarkan bahwa Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Michael “Erik” Kurilla berada di Israel. “Sepengetahuan saya, karena perkembangan terakhir, dia menunda kunjungannya untuk bertemu dengan pimpinan penting IDF (Pasukan Pertahanan Israel), membahas ancaman keamanan saat ini di kawasan,” tambahnya.

Eskalasi konflik terjadi ketika Israel terus melancarkan operasi militer mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 yang diklaim Tel Aviv menewaskan kurang dari 1.200 orang.

Operasi militer Israel sendiri telah menewaskan lebih dari 33.100 warga Palestina di Jalur Gaza dan melukai lebih dari 75.800 orang lainnya serta menyebabkan kehancuran massal, pengungsian, dan krisis kemanusiaan yang menyebabkan sebagian besar penduduk berada di ambang kelaparan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz pada Rabu (10/4/2024) mengancam Tel Aviv akan menyerang Iran secara langsung jika Teheran menyerang Israel dari wilayahnya. Pernyataannya muncul di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara menyusul pembunuhan sejumlah jenderal Iran dalam dugaan serangan Israel di Konsulat Iran di Suriah awal bulan ini.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement