Sabtu 13 Apr 2024 12:11 WIB

Konflik Sudan, DK PBB Desak SAF Buka Koridor Kemanusiaan

Sudan saat ini tengah mengalami konflik antarpihak.

Asap mengepul di Khartoum, Sudan, pada 8 Juni 2023, saat pertempuran antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter terus berlanjut.
Foto: AP Photo/ File
Asap mengepul di Khartoum, Sudan, pada 8 Juni 2023, saat pertempuran antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter terus berlanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada Kamis (11/4/2024) mendesak Dewan Keamanan PBB agar melakukan intervensi di Sudan. Hal ini perlu dilakukan jika angkatan bersenjata negara tersebut (SAF) tidak membuka akses koridor pengiriman bantuan kemanusiaan.

Sudan saat ini tengah mengalami konflik antarpihak. “Jika SAF tidak segera mengubah arah, Dewan Keamanan harus melakukan intervensi guna memastikan bantuan penyelamat nyawa dikirim dan didistribusikan, termasuk jika perlu melalui mekanisme lintas batas,” kata Thomas-Greenfield saat konferensi pers.

Baca Juga

DK PBB dapat membantu dengan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui jalur perbatasan dari Chad. "Sama dengan mekanisme yang ada di Suriah selama sekitar sembilan tahun," katanya.

Menurut Thomas-Greenfield, AS terlibat sangat aktif dengan SAF dan pihak Pasukan Dukungan Cepat (RSF) serta pihak lain di lapangan, untuk melihat bagaimana Washington dapat bekerja sama dengan mereka semua dalam memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan ke daerah-daerah yang warganya mengalami kelaparan.

Bentrokan antara SAF dan RSF terjadi pada 15 April 2023. Sejak saat itu, pihak-pihak bertikai memberlakukan beberapa kali gencatan senjata sementara, akan tetapi tak ada satupun yang berhasil menyelesaikan konflik tersebut.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement