REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka menghancurkan lusinan drone dan setidaknya enam rudal balistik yang ditembakkan dari Iran dan Yaman ke Israel. Pusat Komando AS (CENTCOM) mengatakan pasukan AS menembak lebih dari 80 drone serang satu arah termasuk tujuh pesawat tanpa awak yang menargetkan target darat.
"Iran melanjutkan perilaku ceroboh, jahat dan belum pernah dilakukan sebelumnya yang membahayakan stabilitas di kawasan dan keselamatan pasukan AS dan koalisi," kata CENTCOM di media sosial X seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (15/4/2024).
"CENTCOM masih mendukung pertahanan Israel menghadapi aksi-aksi berbahaya dari Iran. Kami akan terus bekerja sama dengan semua mitra regional kami untuk meningkatkan keamanan di kawasan," tambah CENTCOM.
Pengumuman terbaru CENTCOM disampaikan setelah Iran meluncurkan serangan pertamanya ke wilayah Israel sebagai balasan atas serangan udara Israel ke kantor konsulat Iran ke Suriah.
Serangan itu melibatkan lebih dari 300 drone dan rudal yang hanya menimbulkan sedikit kerusakan. Sebagian besar drone dan rudal ditembak jatuh sistem pertahanan udara Israe Iron Dome atau dengan bantuan Amerika Serikat (AS) dan mitra-mitranya.
Sebelumnya Presiden AS Joe Biden memuji pasukan AS atas "keterampilan luar biasa" mereka dalam membantu Israel menembak jatuh "hampir seluruh drone dan rudal yang datang."
Biden mengatakan dukungan AS pada Israel untuk membela diri "sangat kuat" tapi ia memperingatkan Washington tidak akan bergabung dengan serangan balasan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Teheran.
"(Pasukan AS) masih melindungi pasukan AS dan mitra-mitranya di kawasan, memberikan dukungan lebih lanjut pada pertahanan Israel dan memperkuat stabilitas kawasan," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Ancaman perang skala penuh antara Israel dan Iran membuat kawasan gelisah. Negara-negara besar dan negara-negara di kawasan mendorong semua pihak menahan diri.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan Timur Tengah di "ambang kehancuran." "Masyarakat di wilayah ini menghadapi bahaya nyata dari konflik skala penuh yang menghancurkan. Sekarang adalah waktunya untuk meredakan dan menurunkan eskalasi," kata Guterres pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diadakan sebagai tanggapan atas serangan Iran.