REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Dua sumber Irak termasuk seorang penasihat keamanan pemerintah dan pejabat keamanan mengatakan Iran menggunakan jalur diplomasi untuk memberitahu rencana serangan balasan ke Israel tiga hari sebelum serangan digelar. Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel pada Ahad (14/4/2024).
Serangan itu merupakan balasan atas serangan Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah yang menewaskan tujuh perwira termasuk dua jenderal Garda Revolusi pada 1 April lalu. Israel mengatakan sebagian besar drone dan rudal Iran ditembak jatuh sebelum masuk ke wilayah Israel.
Sumber Irak mengatakan Iran tidak mengungkapkan waktu pasti serangan tersebut dilakukan. Tapi disampaikan ke pihak berwenang keamanan dan militer Irak beberapa jam sebelum serangan digelar. Sehingga Baghdad dapat menutup ruang udara dan menghindari insiden fatal.
"Dari pemerintah Iran, pemerintah (Irak) jelas memahami militer AS di Irak juga sudah diberitahu mengenai rencana serangan," kata sumber, Senin (15/4/2024).
Sementara itu, pejabat senior Yordania mengatakan Iran memanggil perwakilan negara-negara Arab di Teheran untuk memberitahu tentang serangan ke Israel. Meski tidak mengungkapkan waktu pastinya.
Saat ditanya apakah Iran memberikan detail tentang target dan jenis senjata yang digunakan, sumber Yordania tidak menanggapi secara langsung tapi mengindikasi informasi itu disampaikan.
Sumber Iran yang mendapat pengarahan singkat mengenai serangan ke Israel mengatakan melalui saluran diplomasi termasuk Qatar, Turki dan Swiss, Iran sudah memberitahu AS mengenai jadwal serangan. Ia mengatakan hal itu dilakukan untuk menghindari respons provokatif.
Namun, seorang pejabat pemerintah AS membantah Iran memberitahu rencana serangan ke Israel pada Washington sebelum serangan digelar. Ia mengatakan Washington memang dihubungi Iran melalui Swiss sebagai perantara tapi tidak diberitahu mengenai serangan 72 jam sebelumnya.
Seberapa jauh eskalasi dapat dihindari masih menjadi pertanyaan. Presiden AS Joe Biden sudah mengatakan kepada Israel, AS tidak akan bergabung bila Israel membalas serangan Iran. Sampai saat ini Israel masih menimbang-nimbang tanggapannya.
"(Israel) akan menetapkan harga setimpal dari Iran dengan cara dan waktu yang tepat untuk kami," kata Menteri Israel Benny Gantz akhir pekan lalu.