REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kantor berita Turki Anadolu Agency melaporkan, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian berjanji akan memberikan tanggapan yang “lebih kuat” dan “ekstensif” terhadap setiap serangan militer Israel.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan dalam sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron, Amirabdollahian mengatakan Teheran tidak ingin meningkatkan ketegangan di kawasan. Dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (16/4/2024) Amirabdollahian mengatakan bila Israel kembali menggelar serangan militer, respon Iran akan "lebih cepat, kuat dan ekstensif."
Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel sebagai respon atas serangan udara Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah yang menewaskan tujuh perwira termasuk dua jenderal Garda Revolusi pada 1 April lalu. Dalam pembicaraan kedua dengan Cameroon dalam waktu kurang dari 24 jam, Amirabdollahian mengatakan krisis di Asia Barat “berakar pada peran destruktif” Israel.
Ia juga mengungkapkan 'keterkejutan' Inggris masih mendukung Israel yang membunuh anak-anak dan orang-orang tidak bersalah di Gaza. Serangan Israel sudah membunuh 33.800 orang Palestina di kantong pemukiman tersebut. Amirabdollahian mengatakan dukungan tersebut "tidak bertanggung jawab."
Amirabdollahian mengatakan Inggris seharusnya lebih memprihatin dengan bom-bom yang dijatuhkan di Gaza dibandingkan respon Iran pada Israel yang "sesuai dengan kerangka kerja prinsip-prinsip pertahanan yang diabadikan di Pasal 51 Piagam PBB."
Cameron "menyatakan keprihatinannya" atas eskalasi ketegangan di Timur Tengah setelah serangan balasan Iran. Ia menambahkan, Inggris sedang mengupayakan gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza.
Cameron juga mengatakan Inggris mendesak Israel untuk tidak menanggapi aksi militer Iran, karena London tidak menginginkan perluasan perang. Spekulasi merebak Israel sedang merencanakan aksi militer pembalasan terhadap Iran, meskipun ada seruan dari sekutu-sekutu Baratnya untuk menahan diri.
Sebelumnya pada hari Senin, (15/4/2024), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan serangan Iran terhadap Israel adalah "perlu dan tepat" dan ditujukan pada target-target militer. Ia mengatakan aksi militer ini diperlukan setelah "tidak adanya tindakan" dari Dewan Keamanan PBB dan juga karena "perilaku yang tidak bertanggung jawab" yang ditunjukkan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.