REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak menerima panggilan telepon dari para pemimpin Barat karena dia takut akan mendapat tekanan yang akan mencegahnya merespons serangan Iran terhadap Israel, menurut media lokal pada Senin (15/4/2024). Para pemimpin asing berusaha menjadwalkan pembicaraan dengan Netanyahu menyusul serangan rudal dan drone Iran terhadap Israel pada Sabtu (6/4/2024), namun ditolak, menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN.
Netanyahu disebut hanya berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Sabtu. Namun, kantor Netanyahu tidak menanggapi isu tersebut, sebut KAN.
Sementara harian Israel Haaretz mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan, tekanan internasional saat ini terhadap Israel sangat besar dan secara signifikan mempengaruhi keputusan untuk menyerang Iran. Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan membalas serangan drone dan rudal Iran secara bijak, bukan secara emosional.
"Kami akan menanggapi Iran, tapi akan bertindak bijaksana dan bukan dengan emosi. Mereka perlu diberi tekanan dengan cara yang sama seperti mereka membuat kita merasa tertekan,” kata Netanyahu seperti dikutip oleh stasiun televisi Israel, Kan, pada Senin.
Selain itu, Netanyahu mengatakan pertemuan dengan anggota partai berkuasa Likud bahwa balasan Israel harus berkoordinasi dengan Amerika Serikat, sebut laporan itu. Israel berjanji akan memberitahu Washington untuk menghindari situasi di mana pasukan AS dapat berada dalam bahaya, kata laporan itu, menambahkan bahwa Washington menuntut hal ini setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus tanpa memberitahu AS atas rencana itu.
Pada Ahad (14/4/2024) dini hari lalu, Korps Garda Revolusi Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke arah Israel dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel, kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan Israel berhasil mencegat 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone.
Serangan Iran terjadi sebagai respons atas serangan udara Israel terhadap konsulat mereka di ibu kota Suriah pada 1 April.