Kamis 18 Apr 2024 08:43 WIB

Kanselir Jerman Minta Israel tidak Lakukan Serangan Balasan ke Iran

Israel diminta fokus pada diplomasi regional.

Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Foto: AP Photo/John MacDougall
Kanselir Jerman Olaf Scholz.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Rabu (17/4/2024) menyerukan kepada Israel untuk menahan diri agar tidak melakukan serangan balasan terhadap Iran. Israel diminta fokus pada diplomasi regional untuk semakin mengisolasi rezim Iran.

Saat berbicara kepada wartawan di Brussels, Belgia sebelum KTT para pemimpin Uni Eropa, Scholz mengatakan mereka akan mendiskusikan perkembangan terbaru di Timur Tengah, dan upaya diplomatik guna mencegah konflik yang lebih luas di kawasan tersebut.

Baca Juga

"Bagus bahwa Israel, bersama dengan rekan-rekan dan sekutu, dan dengan kekuatan pertahanan udaranya yang kuat, mampu menangkis serangan ini sehingga sehingga kerusakan yang ditimbulkan tetap sangat terbatas," kata Scholz.

"Bagi kami, penting  momen ini dimanfaatkan untuk melakukan deeskalasi lebih lanjut dan Israel juga menggunakan keberhasilan ini untuk memperkuat posisinya di seluruh kawasan, dan tidak melakukan aksi balasan dengan serangan besar-besaran," tambahnya.

Kanselir Scholz mengatakan pandangan ini diyakini oleh banyak mitra dan sekutu lainnya, dan juga "dipahami dengan baik" oleh semua orang.

Sebelumnya pada Rabu (17/4/2024), Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menggelar perundingan tingkat tinggi di Tel-Aviv, dan meminta otoritas Israel untuk bertindak "secara hati-hati dan bertanggung jawab" guna mencegah konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Sekutu utama Israel, termasuk AS dan Inggris, pada pekan ini telah meningkatkan upaya diplomatik mereka untuk membujuk Tel Aviv agar menunda serangan balasan besar-besaran, dalam upaya mencegah konflik regional.

Iran pada Sabtu meluncurkan serangan udara terhadap Israel sebagai balasan atas serangan udara pada 1 April terhadap fasilitas diplomatiknya di ibu kota Suriah.

Iran disebutkan telah menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal, dengan hampir semuanya dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan sekutunya - AS, Perancis dan Inggris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement