Senin 22 Apr 2024 16:32 WIB

Duta Besar Cina untuk AS Desak Kerja Sama Hadapi Tantangan Bersama

Beijing berharap bekerja sama dengan Washington dapat bergerak lebih stabil.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pejabat China berjalan melewati bendera nasional AS dan China menjelang pertemuan bilateral antara Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng, di Guangdong Zhudao.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Pejabat China berjalan melewati bendera nasional AS dan China menjelang pertemuan bilateral antara Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng, di Guangdong Zhudao.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Cina untuk Amerika Serikat (AS) Xie Feng mendesak dua negara adidaya tersebut, untuk bekerja sama memperbaiki hubungan. Saat mereka menghadapi "tantangan yang berat" di berbagai bidang.

Dalam pernyataan yang dirilis Kedutaan Besar Cina di AS di forum di Harvard University, Xie mengatakan Beijing berharap untuk bekerja sama dengan Washington sehingga hubungan dua negara dapat bergerak lebih stabil, sehat dan berkelanjutan. Namun, keduanya harus bersama-sama membangun pemahaman yang benar.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan berkunjung ke Cina pada Rabu (24/4/2024) untuk membahas berbagai isu. Termasuk, krisis di Timur Tengah, perang Rusia di Ukraina dan ketegangan di Laut Cina Selatan.  

"Cina tidak ingin berjudi dengan Amerika Serikat untuk kalah, diintervensi urusan dalam negerinya atau mengintervensi pemilihan umum AS, dan bersedia menjadi mitra dan rekan dengan Amerika Serikat," kata Xie dalam pertemuan tersebut, Ahad (21/4/2024).

"Bila Amerika Serikat terus mengintervensi urusan dalam negeri Cina dan merugikan kepentingan Cina berkaitan dengan isu Taiwan, Hong Kong, Xinjiang, Tibet dan Laut Cina Selatan, bagaimana kami bisa menjaga garis dasar hubungan bilateral tidak peduli berapa banyak 'pihak' yang terlibat?"

Beberapa bulan terakhir, hubungan bilateral dua negara terganggu oleh berbagai isu. Termasuk masalah perdagangan, tuduhan ancaman terhadap keamanan nasional, konfrontasi di Laut Cina Selatan dan langkah Washington memperkuat hubungan dengan Jepang dan Filipina yang Beijing sebut "blok politik" dan "lingkaran eksklusif." 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement