Rabu 24 Apr 2024 09:46 WIB

Korut Kirim Delegasi ke Iran di Tengah Dugaan Kerja Sama Senjata

Kunjungan pejabat Korea Utara ke Iran jarang terjadi.

 Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan pertunjukan kembang api selama parade militer di Lapangan Kim Il Sung untuk memperingati 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea (KPA), angkatan bersenjata revolusioner dari Korea Utara. Partai Buruh Korea (WPK). di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (8/2/2023). (diterbitkan Kamis, 9/2/2023).
Foto: EPA-EFE/KCNA
Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan pertunjukan kembang api selama parade militer di Lapangan Kim Il Sung untuk memperingati 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea (KPA), angkatan bersenjata revolusioner dari Korea Utara. Partai Buruh Korea (WPK). di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (8/2/2023). (diterbitkan Kamis, 9/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) telah mengirimkan delegasi ekonomi ke Iran. Hal ini menimbulkan kecurigaan akan kerja sama antara kedua negara mengenai program persenjataan lantaran perjalanan tersebut jarang terjadi.

“Delegasi tersebut dipimpin oleh Menteri Hubungan Ekonomi Eksternal Yun Jong-ho, meninggalkan Pyongyang sehari sebelumnya untuk mengunjungi Iran,” kata Kantor Berita Pusat Korea, Rabu (24/4/2024).

Baca Juga

Kunjungan pejabat Korea Utara ke Iran jarang terjadi dengan kunjungan terakhir pada 2019. Saat itu, Pak Chol-min yang menjabat sebagai wakil ketua Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara mengunjungi Iran untuk membahas kerja sama.

Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Pyongyang dan Teheran diketahui memiliki hubungan dekat selama berada di bawah sanksi internasional atas program senjata mereka. Kedua negara tersebut diduga melakukan pertukaran suku cadang dan teknologi rudal balistik, terutama pada perang Iran-Irak 1980-1988.

Kunjungan tersebut menimbulkan spekulasi selain kerja sama ekonomi, Korea Utara mungkin berupaya memperdalam hubungan militer dengan Iran di tengah perang Rusia dengan Ukraina. Pyongyang dan Teheran dikenal sebagai penyedia utama senjata bagi Moskow untuk mendukung perang.

Menyusul peluncuran lebih dari 300 drone dan rudal Iran baru-baru ini ke arah Israel, muncul spekulasi suku cadang atau teknologi militer Korea Utara dapat digunakan untuk salvo rudal Iran terhadap Israel dengan alasan kerja sama militer yang erat antara Pyongyang dan Teheran.

Pada 2006, Panglima Garda Revolusi Iran secara terbuka mengakui negaranya telah memperoleh rudal Scud-B dan Scud-C dari Korea Utara selama perang, tetapi tidak lagi membutuhkan bantuan Pyongyang.

Sedangkan laporan Badan Intelijen Pertahanan A.S. pada 2019 menunjukkan rudal balistik Shahab-3 Iran dikembangkan berdasarkan rudal Rodong jarak menengah Korea Utara. Tak hanya itu, rudal Khorramshahr yang dikembangkan Iran diyakini secara teknis terkait dengan rudal Musudan milik Korea Utara.

Para ahli mengatakan Korea Utara dapat mencari bantuan dari Iran mengenai teknologi rudal berbahan bakar padat, seperti rudal balistik yang dilengkapi hulu ledak hipersonik.

Adapun pada Februari lalu, Menteri Pertahanan Korea Selatan Shin Won-sik mengatakan Korea Utara telah mengirimkan sekitar 6.700 kontainer yang membawa jutaan amunisi ke Rusia sejak Juli 2023. Amunisi tersebut untuk mendukung perang Rusia melawan Ukraina dengan imbalan makanan dan kebutuhan lainnya.

Iran juga diduga menyediakan drone untuk perang tersebut kepada Rusia. Kyiv mengatakan Rusia telah meluncurkan sekitar 3.700 drone serang Shahed-136 buatan Iran ke sasaran di Ukraina pada akhir tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement