REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Badan kepolisian Uni Eropa (Europol) mengatakan polisi Bosnia yang didukung badan penegak hukum internasional menggerebek lusinan lokasi dan menangkap 23 tersangka yang bekerja untuk kartel narkoba Eropa yang sudah dipenjara.
Dalam pernyataannya kepala jaksa Bosnia mengatakan mereka yang ditangkap dalam penggerebekan di Sarajevo, Mostar dan Zenica merupakan beberapa pejabat tinggi kepolisian yang dicurigai kejahatan terorganisir dan pencucian uang. Para tersangka diinterogasi untuk memutuskan apakah dakwaan resmi akan diajukan.
"Europol mendukung aksi kemarin yang menjadi tonggak sejarah dalam perjuangan melawan apa yang disebut 'kartel super' aliansi jaringan penjahat yang menguasai sebagian besar perdagangan kokain Eropa," kata Europol dalam pernyataannya, Selasa (23/4/2024).
Europol mengatakan tujuan utama operasi itu untuk menangkap lingkaran bandar narkoba Bosnia-Belanda yang sudah didakwa dan dipenjara di Belanda pada tahun 2023. Tapi mungkin masih mengendalikan perdagangan narkoba dari Amerika Latin ke Eropa dan Australia.
Europol tidak menyebutkan bandar narkoba itu, ia salah satu dari 49 tersangka yang ditangkap pada tahun 2022 dalam penggerebekan terkoordinasi di seluruh Eropa dan Uni Emirat Arab. Dalam operasi yang mengincar bos-bos bandara narkoba.
Spesialis di Europol serta agen-agen dari Badan Pengawasan Narkoba AS (DEA) dan Biro Investigasi Federal (FBI) mendukung penggerebekan polisi Bosnia. Sementara itu, Associated Press melaporkan, bea cukai Swedia melakukan salah satu penyitaan kokain terbesar yang pernah dilakukan di negara tersebut setelah menyita sekitar 1,4 ton obat terlarang tersebut pekan lalu di pelabuhan dekat Stockholm.
"Jika memang sebesar yang kami perkirakan, ini adalah salah satu penyitaan terbesar yang pernah dilakukan," kata pejabat bea cukai Swedia Stefan Granath stasiun televisi SV. Ia menambahkan bea cukai masih menunggu angka pasti dari jumlah yang ditemukan. Granath mengatakan narkoba tersebut ditemukan dalam sebuah kontainer di pelabuhan Nynashamn, sebelah selatan Stockholm, pada 18 April 2024.
Enam orang ditangkap karena dicurigai terlibat dalam pengangkutannya. Granath mengatakan narkoba tersebut kemungkinan besar ditujukan untuk pasar Eropa dan Swedia hanyalah negara transit. "Lima sampai 10 tahun yang lalu, sangat tidak biasa untuk menyita hanya 100 kilogram (220,5 pon)," kata Granath kepada SVT.