REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala Staf Pertahanan Inggris Laksamana Tony Radakin mengatakan Inggris di masa depan akan membutuhkan sistem pertahanan udara yang mirip dengan Iron Dome atau Kubah Besi Israel karena pengembangan drone dan rudal serang jarak jauh.
“Itu akan diperlukan di masa depan, itu adalah pembahasan yang tengah berlangsung,” kata Radakin kepada media LBC pada Rabu (24/4/2024).
Dia menambahkan bahwa Inggris memiliki beberapa kemampuan yang membantu melindungi negara dan pasukan yang ditempatkan di luar negeri, tetapi London tidak memiliki sistem yang sama dengan yang dimiliki Israel.
“Kami juga merupakan bagian dari aliansi besar ini (NATO) tetapi ketika Anda melihat ancaman yang ada di luar sana yaitu rudal dengan jangkauan yang jauh lebih jauh, drone serangan satu arah dengan jangkauan yang jauh lebih jauh, dengan cara yang lebih mudah untuk meluncurkannya,” ucapnya.
Laksamana tersebut menuturkan bahwa Inggris memiliki berbagai inisiatif baik untuk diri sendiri sebagai Inggris maupun dengan sekutu di Eropa dalam mempertahankan diri dengan lebih baik di masa depan.
“Ancaman tersebut mungkin akan meningkat,” ucapnya.
Sebelumnya pada 21 April lalu, Pemimpin majelis rendah Dewan Rakyat Inggris Penny Mordaunt menyarankan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mendanai pembuatan sistem pertahanan udara nasional yang menyerupai sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.
"Kepada mereka yang berpendapat tentang ambisi pertahanan kita bahwa 'kita tidak bisa melakukan, tidak seharusnya melakukan atau tidak mampu melakukan', saya katakan 'lihatlah Israel’,” kata Penny Mordaunt dalam tulisannya di surat kabar The Sunday Telegraph.
"... sebuah negara yang hanya luasnya hanya sepersekian dari negara kita, tetapi mampu mencegah serangan dari suatu negara yang ukurannya 10 kali lebih besar," katanya lagi ketika menyebut Israel.
Mantan menteri pertahanan tersebut menegaskan bahwa meskipun Inggris tidak memiliki ancaman sehari-hari seperti Iran, tetapi "kita memiliki kewajiban yang sama terhadap warga negara kita."