REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan dalam enam pekan Jalur Gaza dapat melewati ambang batas ketahanan pangan, malnutrisi dan mortalitas. Menurut WFP situasi di kantong pemukiman Palestina semakin mendekati kelaparan. "Hari demi hari kami semakin mendekati situasi kelaparan," kata direktur WFP di Jenewa Gian Caro Cirri, Rabu (24/4/2024).
"Terdapat bukti masuk akal tiga ambang batas kelaparan yakni ketahanan pangan, malnutrisi, dan mortalitas, akan terlampaui dalam enam pekan," tambahnya. Laporan yang didukung PBB yang dirilis Maret lalu mengatakan kelaparan dapat segera terjadi di Jalur Gaza. Kemungkinan akan terjadi pada bulan Mei di Gaza utara dan dapat menyebar ke seluruh kantong pemukiman pada bulan Juli.
Pada Selasa (23/4/2024) pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan resiko kelaparan di Gaza terutama di bagian utara, sangat tinggi. Hal ini Cirri sampaikan dalam peluncuran laporan Global Network Against Food Crises. Aliansi kemanusiaan dan aktor-aktor pembangunan seperti lembaga-lembaga PBB, Bank Dunia, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Dalam laporannya, Global Network menggambarkan outlook Timur Tengah dan Afrika tahun 2024 sangat mengkhawatirkan karena perang Gaza dan pembatasan bantuan kemanusiaan serta resiko meluasnya konflik ke seluruh kawasan. "Di Gaza, konflik memperluas dan terkadang tidak memungkinkan menjangkau orang-orang yang terdampak," kata Cirri.
"Kami membutuhkan peningkatan bantuan besar-besaran tapi dalam situasi saat ini, saya khawatir situasinya akan semakin memburuk," tambahnya. Sudah lama PBB mengeluhkan rintangan untuk mengirimkan dan mendistribusikan bantuan ke seluruh Gaza sejak Israel menggelar serangan udara dan darat ke kantong pemukiman tersebut.
Israel pun membantah menghalangi pasokan bantuan kemanusiaan dan menyalahkan ketidakmampuan lembaga-lembaga kemanusiaan mendistribusikannya. Operasi militer Israel mengubah wilayah berpopulasi 2,3 juta orang menjadi gurun dan menyebabkan bencana kemanusiaan.
Cirri mengatakan satu-satunya cara menghindari kelaparan di Gaza adalah memastikan pengiriman makanan dilakukan setiap hari dan cepat. "Mereka sudah menjual barang-barang mereka untuk membeli makan. Mereka sering kali dalam kemiskinan dan jelas beberapa diantara mereka sekarat karena kelaparan," kata Cirri.