REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Sabtu (27/4/2024) mengumumkan telah menerima tanggapan resmi Israel mengenai usulan pertukaran sandera dan gencatan senjata. Tanggapan tersebut dikirimkan kepada Mesir dan Qatar pada 13 April 2024.
"Hamas telah menerima tanggapan resmi Israel atas usulan kelompok itu yang dikirimkan kepada mediator Mesir dan Qatar pada 13 April," kata Khalil al-Hayya, wakil kepala kelompok tersebut di Jalur Gaza.
Ia juga merupakan kepala Kantor Hubungan Arab dan Islam. "Hamas akan mempelajari usulan ini, dan setelah selesai, akan memberikan tanggapan kepada mediator," kata Hayya, Sabtu (27/4/2024).
Tanggapan Israel itu bertepatan dengan kunjungan delegasi keamanan Mesir ke Tel Aviv pada Jumat (26/4/2024) untuk membahas kemungkinan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, menurut media Mesir dan Israel.
Stasiun televisi swasta Al Qahera News TV mengutip sumber Mesir yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan delegasi tersebut akan membahas kerangka gencatan senjata yang komprehensif. Stasiun itu juga menyebutkan ada kemajuan signifikan yang mempersempit perbedaan antara delegasi Mesir dan Israel.
Sementara itu, Perusahaan Penyiaran Publik Israel melaporkan dinas keamanan percaya ini adalah kesempatan terakhir untuk memulangkan para sandera dari Gaza. Situs berita Israel Ynet juga memastikan delegasi Mesir datang di Israel untuk bertemu dengan para pejabat terkait dalam upaya mencapai kesepakatan.
Hamas menuntut Israel menghentikan serangan mematikan di Jalur Gaza dan menarik pasukan dari kawasan itu. Tel Aviv meyakini ada 134 warga Israel yang ditawan di Gaza, sementara Israel menahan sekitar 9.000 warga Palestina di penjara-penjara mereka.
Israel telah menyebabkan lebih dari 34.300 penduduk Palestina wafat sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menawan sekitar 250 lainnya.
Perjanjian sebelumnya pada November 2023 berhasil membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina, termasuk 71 perempuan dan 169 anak-anak.
Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir berupaya menengahi kesepakatan untuk membebaskan warga Israel yang masih disandera.
Sementara, seruan global untuk melakukan gencatan senjata semakin meningkat ketika perang telah memasuki bulan ketujuh.