Selasa 30 Apr 2024 21:59 WIB

Cina Ungkap Hasil Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing 

Jubir Cina sebut pertemuan dua faksi besar Palestina tersebut berlangsung positif

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Selebrasi perdamaian Hamas dan Fatah (ilustrasi)
Foto: channel4.com
Selebrasi perdamaian Hamas dan Fatah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Perwakilan Fatah dan Hamas telah melangsungkan pertemuan di Beijing, Cina. Negeri Tirai Bambu mengundang mereka untuk membahas tentang rekonsiliasi nasional Palestina.

“Atas undangan pihak Cina, perwakilan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) dan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) baru-baru ini datang ke Beijing untuk melakukan dialog yang mendalam dan jujur tentang mempromosikan rekonsiliasi Palestina,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lin Jian dalam pengarahan pers, Selasa (30/4/2024).

Meski tak menyinggung secara spesifik kapan pertemuan Fatah-Hamas berlangsung di Beijing, Lin mengatakan pertemuan dua faksi besar Palestina tersebut berlangsung positif. “Kedua belah pihak sepenuhnya menyatakan keinginan politik mereka untuk mewujudkan rekonsiliasi melalui dialog dan konsultasi, melakukan diskusi mengenai banyak isu spesifik, dan mencapai kemajuan yang menggembirakan. Mereka sepakat untuk melanjutkan proses dialog ini guna mencapai solidaritas dan persatuan Palestina sejak dini,” ucapnya.

Menurut Lin, baik Fatah dan Hamas sama-sama menghargai dukungan Cina terhadap Palestina. “Mereka (Fatah-Hamas) sangat menghargai dukungan tegas Cina terhadap perjuangan adil rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasional mereka yang sah, berterima kasih kepada pihak Cina atas upayanya membantu memperkuat persatuan internal Palestina, dan mencapai kesepakatan mengenai gagasan untuk dialog di masa depan,” ujarnya.

Sebelumnya telah diberitakan bahwa perwakilan Hamas dan Fatah akan melangsungkan pertemuan di Cina. Seorang pejabat Fatah mengungkapkan bahwa delegasi mereka bakal dipimpin tokoh senior Fatah, yakni Azzam Al-Ahmed. Sementara seorang pejabat Hamas menyebut bahwa perwakilannya akan diketuai oleh Moussa Abu Marzouk.

Setelah berhasil menjadi mediator dalam rekonsiliasi Iran dan Arab Saudi, Cina kini turut menaruh perhatiannya pada isu Palestina. Beijing telah berulang kali menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Ia pun mendukung agar Palestina memiliki keanggotaan penuh di PBB,

Pada Januari lalu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan, dia terbuka untuk menerima pemerintahan tunggal Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Saat ini Hamas diketahui memerintah di Jalur Gaza. Sementara kelompok Fatah menjalankan pemerintahan di Tepi Barat.

“Kami telah menerima banyak inisiatif mengenai situasi internal (Palestina) dan kami terbuka terhadap gagasan pemerintahan nasional untuk Tepi Barat dan Gaza,” kata Haniyeh dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi Aljazirah, 2 Januari 2024 lalu.

Hal itu disampaikan Haniyeh ketika pertempuran antara Hamas dan Israel masih berlangsung sengit di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah beberapa kali menyampaikan bahwa peperangan di Gaza tidak akan dihentikan sebelum Hamas berhasil dihancurkan. Netanyahu pun sudah menyatakan bahwa dia menolak Hamas memimpin atau memerintah kembali di Gaza ketika perang usai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement