Rabu 01 May 2024 09:08 WIB

Sipil Jadi Korban, Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalankan Operasi Militer di Rafah

Serangan militer Israel terhadap Rafah disebut berisiko tewaskan ribuan warga sipil.

Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan agar Israel tidak menyerang Rafah.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, HAMILTON -- Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah makin banyaknya korban sipil dan pengungsian. Hal itu disampaikannya di tengah peringatan keras mengenai operasi militer di Rafah, Gaza selatan.

"Serangan militer di Rafah akan menjadi eskalasi yang yang tak tertahankan, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi,” kata Guterres pada konferensi pers pada Selasa (30/4/2024).

Baca Juga

Menyoroti kegawatan situasi ini, Sekjen PBB menekankan bahwa serangan militer tidak hanya akan menimbulkan dampak menghancurkan bagi warga Palestina di Gaza, tetapi juga dampak signifikan di seluruh wilayah tersebut. Ia menekankan buruknya situasi di Gaza sejak 7 Oktober dan mengatakan seruannya mengenai gencatan senjata kemanusiaan, pembebasan segera dan tanpa syarat seluruh sandera, serta peningkatan besar-besaran bantuan kemanusiaan masih belum digubris.

"Demi masyarakat Gaza, demi para sandera dan keluarga mereka di Israel, dan demi kawasan dan dunia yang lebih luas, saya sangat mendorong pemerintah Israel dan pimpinan Hamas untuk mencapai kesepakatan," ujarnya.

Guterres juga menunjukkan keprihatinan terkait laporan yang muncul dari Gaza mengenai rumah sakit yang berubah menjadi pemakaman setelah adanya temuan kuburan massal.

"Saya sangat prihatin dengan laporan bahwa kuburan massal telah ditemukan di beberapa lokasi di Gaza, termasuk Kompleks Medis Al Shifa dan Kompleks Medis Nasser," kata Guterres.

"Sangat penting bagi penyelidik internasional independen, dengan keahlian forensik, untuk segera diberikan akses ke lokasi kuburan massal ini, untuk mengetahui secara pasti keadaan di mana ratusan warga Palestina kehilangan nyawa mereka dan dikuburkan, atau dikuburkan kembali."

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement