Sabtu 04 May 2024 14:11 WIB

Israel Beri Tenggat Hamas Satu Pekan untuk Setujui Kesepakatan Gencatan Senjata

Israel mengancam akan melanjutkan operasi militer di Rafah, jika Hamas menolak.

Tentara Israel.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Israel memberi waktu satu pekan kepada Hamas untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata. Jika tidak, maka Israel akan melanjutkan operasi militer di Rafah. Demikian menurut sebuah laporan pada Jumat (3/5).

Pernyataan tersebut disampaikan Israel di tengah perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Kairo. Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat Mesir menyampaikan pesan Israel kepada Hamas pada Kamis (2/5).

Baca Juga

Para pejabat itu mengatakan bahwa Mesir bekerja sama dengan Israel dalam merevisi usulan gencatan senjata dan disampaikan kepada Hamas akhir pekan lalu. Namun pemimpin militer Hamas Yahya Sinwar belum menanggapinya.

Sementara itu, delegasi dari kelompok Hamas Palestina diperkirakan akan mengunjungi Kairo pada Sabtu untuk membahas upaya gencatan senjata, menurut media Mesir pada Jumat (3/5).

Direktur CIA William Burns tiba di Kairo pada Jumat (3/5) untuk bertemu dengan para pejabat Mesir dan membahas tentang pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

Saluran berita Al-Qahera yang dikelola pemerintah Mesir mengutip seorang pejabat senior Mesir yang mengatakan bahwa Mesir akan menerima delegasi dari Hamas pada Sabtu untuk membahas usulan gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada Senin mengonfirmasi dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Arab Saudi bahwa ada usulan baru untuk gencatan senjata di Jalur Gaza yang diblokade.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken juga mengatakan bahwa Hamas memiliki usulan yang "luar biasa. “Mereka harus mengambil keputusan – dan mereka harus mengambil keputusan dengan cepat. Saya berharap mereka akan mengambil keputusan yang tepat,” ujar Blinken.

Hamas diperkirakan menyandera lebih dari 130 warga Israel, sementara Tel Aviv menahan lebih dari 9.100 warga Palestina di penjara Israel.

Kesepakatan sebelumnya pada November 2023 mencakup pembebasan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.

Usulan baru-baru ini dilaporkan menyarankan gencatan senjata selama enam minggu, di mana Hamas akan membebaskan 33 sandera, termasuk wanita, tentara wanita, orang lanjut usia, dan tawanan yang terluka, sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah besar warga Palestina dari penjara-penjara Israel.

Hamas menuntut pengakhiran serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan penarikan pasukan Israel dari wilayah tersebut untuk kesepakatan pertukaran sandera-tahanan dengan Tel Aviv.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement