Senin 06 May 2024 08:31 WIB

Kanselir Jerman Bahas Gencatan Senjata dengan PM Israel

Jerman dan Israel berbicara tentang upaya untuk membebaskan semua sandera.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengenakan kippa saat tiba untuk menghadiri upacara peringatan 85 tahun Malam Kaca Pecah (Kristallnacht) yang akan berlangsung di Berlin, Kamis, 9 November 2023 di Berlin.
Foto: AP Photo/John MacDougall
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengenakan kippa saat tiba untuk menghadiri upacara peringatan 85 tahun Malam Kaca Pecah (Kristallnacht) yang akan berlangsung di Berlin, Kamis, 9 November 2023 di Berlin.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz mendiskusikan perkembangan terbaru di Jalur Gaza dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. “Kanselir (Scholz) dan Perdana Menteri Netanyahu bertukar pandangan mengenai situasi dan kemungkinan masa depan di kawasan ini,” kata Wakil Juru Bicara Pemerintah Jerman Wolfgang Buchner dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/5/2024).

“Mereka berbicara tentang upaya untuk membebaskan semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan tentang gencatan senjata. Peningkatan lebih lanjut terhadap bantuan kemanusiaan bagi masyarakat di Jalur Gaza juga dibahas,” ujar dia, tanpa menjelaskan lebih spesifik.

Baca Juga

Percakapan telepon tersebut terjadi, setelah Netanyahu bersumpah untuk menyerang Rafah, rumah bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang mencari perlindungan dari perang Israel-Hamas. Meskipun ada laporan mengenai proposal baru gencatan senjata yang sedang dibahas oleh Hamas dan Israel untuk mengakhiri konflik di Gaza.

Netanyahu mengatakan, tentara Israel akan memasuki Rafah untuk menghancurkan batalion Hamas di sana “dengan atau tanpa kesepakatan" gencatan senjata. Kabinet Perang Israel diperkirakan akan segera bertemu untuk membahas perkembangan terbaru, menurut laporan media lokal.

Israel telah melancarkan serangan tanpa henti di Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas disebut Israel menewaskan sekitar 1.200 orang.

Lebih dari 34.500 warga Palestina telah terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kurangnya kebutuhan pokok di Gaza. Israel juga telah memberlakukan pengepungan yang melumpuhkan wilayah kantong Palestina tersebut hingga menyebabkan sebagian besar penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang pada Januari mengeluarkan putusan sela yang memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida, dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement